Jakarta (ANTARA News) - Denny JA dalam pusinya pada malam tahun Baru 2016, Kamis (31/12) mengharapkan agar malam tahun baru "Hari Raya" bersama umat manusia, sehingga akan mengurangi konflik berdasarkan agama, etnik dan nasionalisme.
Dalam keterangan persnya, Denny JA, aktivis Indonesia Tanpa Diskriminasi itu mengkampanyekannya dalam puisi sosialnya yang baru. Puisinya ditulis di ujung tahun 2015, dan dimaksudkan agar Tahun baru diberikan makna baru.
Denny JA mengisahkan puisinya melalui tokoh aktivis Mario dan Mona yang kadang putus asa.
"Tuhan yang satu, dan umat manusia yang satu membutuhkan juga hari raya bersama. Malam tahun baru bisa diangkat harkatnya dari pesta liburan yang ringan menjadi hari raya penuh makna bagi kesatuan manusia," katanya.
Ini puisi selengkapnya:
Malam Tahun Baru Sebagai Hari Raya Bersama
(Denny JA)
"Dari tanah seribu mesjid Timur Tengah
Hingga negara penuh gereja Brazilia
Dari wilayah seribu candi di India
Hingga negara tak beragama di Cina
Langit berpesta kembang api yang sama
Tahun baru hari raya bersama"
"Dari negara kecil di Afrika
Hingga komunitas super power Amerika
Dari komunitas tua di Roma
Hingga negara baru Rusia
Malam berpesta kembang api yang sama
Tahun baru hari raya umat manusia"
Demikianlah pidato Mario sang aktivis
Mona mendengarkannya sambil duduk manis
Kembang api segera melukis langit
Tahun baru akan terbit
"Tuhan pencipta semesta Tuhan kita bersama
Bukan Tuhan milik hanya satu agama
Surga yang dijanjikan mimpi kita bersama
Bukan untuk satu agama saja
Umat manusia bersaudara
Perlu hari raya bersama
Tahun Baru kita angkat harkatnya
Menjadi hari raya untuk semua"
Yang hadir di sana
Menjadi pendengar setia
Mario membuat mereka terkesima
Mereka hanya diam tak bersuara
"Cintailah agamamu
Cintailah ideologimu
Cintailah negaramu
Namun di atas semua itu
Cintailah manusia yang satu
Jadikan spirit itu
Pesan suci Tahun Baru!"
Mona mendengarnya termangu
Tak disadarinya konsep tahun baru seberat itu
Semula Baginya
Tahun baru liburan belaka
Dirayakan bersama handai taulan
Kadang terompet dibunyikan
Pesta kembang api menjadi hiburan
Ia memang nikmati count down bersama
Berteriak menyebut angka
"lima, empat, tiga, dua, satu: Aha!
Tahun baru tiba
Terompet bergema
Mereka yel bersama
Kadang bernyanyi berdansa
Saling berpelukan
Kadang berciuman
Ini memang pesta buat semua
Namun pesta yang ringan saja
Pidato Mario kini mengganggunya
Sebagai aktivis muda usia
Kadang ia putus asa
Agama mengkotak-kotakan manusia
Di tangan penganutnya yang buta
Gereja dibakar di sana
Masjid dibakar di sini
Apapun agamanya, manusia itu satu
Apapun etniknya, manusia itu satu
Apapun negaranya, manusia itu satu
Saatnya umat manusia yang satu
Punya hari raya bersama yang satu
Bersemangat Si Mona
Keras tangan Mario dijabatnya
Bergetar ia berkata
"Ayo senior kita sekata
Tahun baru kita angkat harkatnya
Sebagai hari raya umat manusia
Dengan pesan yang mulia;
Mari cintai manusia saja!"
31 Des 2015
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015