Pamekasan, Jawa Timur (ANTARA News) - Anggota DPRD dari Partai NasDem di Pamekasan, Jawa Timur, Hasyim, meminta polisi mengusut tuntas kasus pembunuhan warga Desa Pengereman Barat yang dituding sebagai dukun santet.

"Pelaku pembunuhan warga itu harus ditangkap, agar bisa memberikan efek jera kepada pelaku dan agar masyarakat tidak main hakim sendiri dengan dalih dukun santet," kata Hasyim, di Pamekasan, Rabu.

Apalagi, sambung Hasyim, kasus pembunuhan itu dilakukan secara beramai-ramai dan disaksikan banyak orang, karena kejadiannya setelah acara tahlilan.

"Hanya saja yang menjadi persoalan memang saksi. Masyarakat Desa Pangereman Barat itu tidak mau menjadi saksi meski mereka melihat secara langsung, karena takut dibunuh para pelakunya," katanya.

Namun demikian, sambung pria yang juga tetangga korban terduga dukun santet itu, bukan berarti polisi harus diam, karena kasus serupa sudah berulang kali terjadi dan pelakunya hingga saat ini tidak ada yang diproses hukum.

"Jika main hakim sendiri seperti itu dibiarkan oleh polisi dengan dalih dukun santet, kan main hakim sendiri seolah dibenarkan. Padahal negara kita ini kan negara hukum," katanya.

Warga yang dibutuh dengan tuduhan dukun santet itu bernama Munir (50), asal Desa Pangereman Barat, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan, sekitar 45 kilometer dari Kota Pamekasan, berawal saat korban pulang dari acara tahlilan di rumah tetangganya, sekitar pukul 16.30 WIB Selasa (29/12).

Saat hendak tiba di rumahnya dalam jarak sekitar 50 meter, tiba-tiba ada lima orang yang menghadang langkah korban. Versi Polsek Tamberi, pelaku pembunuhan puluhan orang, termasuk sebagian para jamaah tahlil.

Tanpa banyak bicara, kelima orang itu langsung membacok tubuh korban dengan senjata tajam dan mengenai beberapa bagian tubuhnya, seperti leher, lengan, wajah dan kepala korban.

Korban langsung meninggal di TKP, dan kasus pembunuhan itu sempat disaksikan sejumlah warga yang juga sama-sama pulang dari acara tahlilan, namun mereka mengaku tidak ada yang kenal terhadap pelaku.

Saat korban tersungkur jatuh ke tanah, para pelaku itu selanjutnya melarikan diri dan meninggalkan korban begitu saja.

Sebagian diantara warga yang mengetahui kejadian itu, langsung melaporkan ke kepolisian Polsek Tamberu melalui aparat desa setempat.


Kasus dengan isu serupa sebelumnya juga pernah terjadi di Bujur Tengah, Lesoang Daja, dan hingga kini, para pelaku pembunuhan tidak ada yang ditangkap.

"Ini kan masalah jika. Dan isu santet itu kan abstrak, alias tidak bisa dibuktikan," katanya menjelaskan.

Secara terpisah Kapolsek Tamberu, AKP Moh Sjaiful Arif, mengatakan, "Kalau tidak ada saksi, kami kan juga tidak bisa memproses secara sembarangan."

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015