Palangka Raya (ANTARA News) - Pedagang petasan dan terompet mulai membanjiri sudut-sudut kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah menjelang malam pergantian tahun baru pada 31 Desember 2015.
Pantauan Antara Rabu, para pedagang menjajakan petasan serta terompet berbagai bentuk dan ukuran di emperan kios pedagang kaki lima, serta sebagian di trotoar hingga pinggir jalan di kawasan yang ramai dilalui masyarakat.
Seorang pedagang Hadi mengatakan, setiap menjelang tahun baru bersama temannya menjalani usaha tersebut ditekuni sejak beberapa tahun terakhir. Usaha ini musiman yang memberi penghasilan lumayan, karena setiap akhir tahun sudah dipastikan 150-200 buah terompet terjual. Harga terompet bervariasi, tergantung bentuk dan ukurannya mulai dari harga Rp5.000-Rp25.000 per buah.
Sementara pedagang petasan dan kembang api Udin pedagang petasan dan kembang api mengatakan, barang dagangannya itu cukup banyak dicari warga kota ini menjelang pergantian tahun baru.
Pergantian tahun baru sebelumnya warga kota Palangka Raya banyak membuat acara pesta di rumah atau di pusat keramaian seperti di lapangan Sanaman Mantikei dan daerah Jalan Temanggung Tilung.
"Kami menjual harga petasan bervariasi dan itu tergantung jenisnya lagi, dan keuntungannya cukup lumayan," ucapnya.
Harga petasan dan kembang api yang ditawarkan pihaknya cukup bervariasi mulai dari harga Rp5.000 hingga Rp200.000 perbuah dan itu tergantung jenis petasan dan bentuk kembang apinya.
Sebelumnya, anggota Komisi C DPRD Palangka Raya, Budi Susilo mengimbau masyarakat setempat agar menyambut perayaan malam Tahun Baru tidak secara berlebihan.
"Ramai-ramai boleh saja, tapi jangan melampaui batas. Lebih baik isi malam tahun baru dengan kegiatan positif seperti memperbanyak infak, sedekah, zakat dan memberi bantuan kepada orang lain yang betul-betul membutuhkan," katanya.
Ia mengimbau malam pergantian tahun diisi dengan berdoa bersama keluarga untuk lebih bersyukur lagi kepada Tuhan yang telah memberikan kesehatan, berkah dan rezeki sepanjang 2015. Diharapkan malam tahun baru tidak diisi pesta minuman keras, dan perbuatan maksiat.
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015