Wamena (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah terbuka untuk berdialog dengan siapapun dalam konteks pembangunan, termasuk yang menyangkut wilayah Papua.
"Dari awal saya katakan bukan hanya dialog, dalam konteks pembangunan, dialog dengan siapapun tidak ada masalah," kata Presiden Jokowi usai peresmian dan peninjauan kantor dinas-dinas di Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu.
Ia menyebutkan dialog juga dilakukan dalam penyelesaian masalah di Aceh.
Presiden menyebutkan terhadap kelompok-kelompok yang melakukan tindak kekerasan, ia meminta aparat keamanan bertindak tegas.
Sementara itu mengenai pemekaran wilayah Provinsi Papua, Presiden mengatakan dirinya sudah menerima masukan dari berbagai pihak mengenai masalah itu.
"Saya harus bicara dulu dengan berbagai pihak lain termasuk gubernur yang ada di sini," katanya.
Sementara itu mengenai kendala terbatasnya pasokan energi listrik dan jaringan internet, Presiden mengatakan keluhan tersebut sama dengan daerah lain.
"Itu tugas kita, kita harus bangun power plan, perlu 3-4 tahun untuk merealisasikannya," katanya.
Presiden Jokowi juga menjelaskan dengan sering berkunjung ke Papua maka akan semakin diketahui masalah di Papua seperti keterbatasan infrastruktur yang menyebabkan harga kebutuhan masyarakat seperti semen, beras, BBM menjadi mahal.
"Dengan penyediaan infrastruktur yang memadai diharapkan harga semen, BBM bisa turun hingga 50 persen dari sekarang," katanya.
Ia menyebutkan dengan perpanjangan landas pacu di Bandara Wamena, maka pesawat yang lebih besar bisa mendarat sehingga ekonomi tumbuh lebih tinggi.
"Kemudian fasilitas di Pelabuhan Merauke perlu dilengkapi lagi, crane ditambah, perpanjangan dermaga tahun depan akan diselesaikan," katanya.
Menurut Presiden, kalau infrastruktur baik, jalan dan pelabuhan baik, ekonomi di Ppaua akan lebih cepat tumbuh, distribusi logistik lebih baik arus barang dan penumpang akan lebih baik.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015