Di Indonesia, suasana kebatinan terhadap kesadaran adanya perubahan iklim dan pemanasan global sebagai manifestasi dari runtuhnya ekologi, krisis lingkungan, dan predikat buruk lainnya di lingkungan kita belum terlalu kuat,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pengarah Siaga Bumi Din Syamsuddin mengatakan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 29 persen pasca2020 hanya akan tercapai jika aspek etika dan moral diperhitungkan.
"Di Indonesia, suasana kebatinan terhadap kesadaran adanya perubahan iklim dan pemanasan global sebagai manifestasi dari runtuhnya ekologi, krisis lingkungan, dan predikat buruk lainnya di lingkungan kita belum terlalu kuat," kata Din saat menjadi pembicara dalam Refleksi Akhir Tahun Komitmen dan Rencana Aksi Indonesia Menurunkan Gas Rumah Kaca Pada Sektor Prioritas Pasca Conferensi Para Pihak (COP) 21 Paris 2015 di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kondisi tersebut kemungkinan awalnya karena masyarakat Indonesia selama ini terlena oleh kesuburan dan cuaca yang relatif moderat dengan hanya dia musim.
Namun setelah merasakan bencana dari dampak dasyat dua musim yang telah terganggu oleh perubahan iklim, yakni kekeringan, kebakaran hutan, dan banjir setiap tahunnya, baru lah mulai muncul kesadaran bahwa masalah lingkungan adalah masalah bersama.
Lebih lanjut Din mengatakan umat manusia di abad modern ini tidak memandang alam sebagai subyek tetapi lebih ke arah obyek, sehingga terus dieksploitasi semena-mena untuk kepentingan individual, swasta, maupuan penguasa.
"Padahal alam semesta punya jiwa, dan ini tidak dipahami sehingga membuat alam dan lingkungan rusak," ujar Din.
Menurut dia, kerusakan lingkungan yang dihadapi dunia saat ini bersifat akimulatif. Karenanya, penanggulangannya harus dari pembenahan sistem dunia.
"Perlu waktu untuk menanamkan nilai moral yang baik kepada masyarakat untuk mencintai alam dan lingkungannya, dan ini butuh gerakan besar bersama di awali masyarakat dilanjutkan pemerintah, dan akhirnya di tingkat global melalui COP," ujar dia.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Viva Yoga Mauladi yang juga hadir mengatakan memang perlu terobosan agar pemerintah pusat dan daerah benar-benar berkolaborasi untuk mencapai target yang menurunkan emisi GRK 29 persen pasca2015 dan menahan peningkatan suhu kurang dari dua derajat celsius.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015