Surabaya (ANTARA News) - Sejumlah pohon tumbang saat hujan deras disertai angin kencang mengguyur hampir di seluruh wilayah Kota Surabaya pada Selasa malam.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Kota Surabaya Soemarno mengatakan setidaknya ada empat pohon tumbang, di antaranya di wilayah Sambikerep, Jalan Sikatan, Jalan Ngagel Jalan Selatan. Tak hanya itu, sejumlah wilayah di kota Pahlawan juga terendam banjir.
"Pada lusa lalu juga ada enam pohon tumbang. Pohon tumbang ini merupakan hal biasa. Biasanya disebabkan kondisi pohon yang sudah tua. Kemudian diterpa angin kencang," katanya.
Untuk mengantisipasi agar tidak sampai ada pohon tumbang yang bisa membawa korban jiwa, lanjut dia, pihaknya menggiatkan perampingan dahan.
"Siang malam kami sudah maksimal melakukan pemotongan dan perampingan dahan dan ranting pohon," katanya.
Ia menambahkan perampingan dana dan ranting pohon ini dilakukan tidak hanya pada saat musim hujan. Pada musim kemarau kegiatan tersebut rutin dilakukan.
Hanya saja, lanjut dia, ketika musim hujan frekuensinya ditingkatkan. Namun, terkadang akibat angin kencang ada saja pohon yang tetap tumbang.
"Kami sejak awal sudah melakukan antisipasi beragam kejadian selama musim hujan. Khususnya pohon tumbang. Kami juga selalu berkoordinasi dengan BMKG (badan meteorologi dan geofisika) untuk pemantauan cuaca. Saat ini (kemarin) kecepatan angin mencapai 45 km/jam," ujarnya.
Terkait sejumlah kawasan yang terendam banjir, Soemarno enggan menyebut hal itu sebagai banjir. Dia lebih tertarik menyebut genangan karena air tersebut hanya menggenang selama beberapa menit saja.
Rata-rata lama genangan air di Surabaya saat ini sekitar 30 menit. Ini mengalami perbaikan dibanding tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai satu jam. "Biasanya genangan ini karena dipicu hujan deras. Gorong-gorong, meskipun sudah dibangun dengan baik, kalau curah hujan tinggi, tetap saja menimbulkan genangan," katanya.
Bakesbanglinmas Kota Surabaya saat ini fokus pada wilayah-wilayah yang menjadi langganan terjadinya genangan air seperti di wilayah Surabaya timur biasanya terjadi di Jalan Gubeng Kertajaya, Jalan Dharmawangsa dan Jalan Pucang.
Sedangkan di Surabaya pusat terdapat di Jalan Panglima Sudirman, Jalan Kartini, Jalan Dinoyo dan Jalan Majapahit. Begitu juga di Surabaya barat ada di Jalan Mayjend Sungkono, Jalan Sukomanunggal, Jalan Simorejo serta Jalan Manukan.
"Genangan-genangan itu sudah biasa. Tidak lama," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Syaifudin Zuhri meminta Pemkot Surabaya mengurangi genangan air yang masih terjadi di musim hujan. Salah satunya, dengan mengalokasikan anggaran perbaikan drainase di semua titik kota, khususnya yang kerap terjadi genangan.
"Setiap tahun dianggarkan penyelesaian genangan air, untuk mengurangi titik genangan. Perbaikan drainase itu dilakukan dengan perbaikan jalur pedestrian, agar tidak kerja dua kali," katanya.
Untuk tahun anggaran 2015, katanya, proses pengerjaan perbaikan drainase masih berjalan di sejumlah titik. Dia menyebut, seperti di Jalan Semarang, Jalan Sulawesi, Pandegiling, Petemon, dan di kawasan lainnya.
Sehingga, lanjut dia, di musim hujan kali ini masih dimungkinkan terjadi genangan. "Kalau genangan masih terjadi. Tapi dengan perbaikan drainase, dan memaksimalkan rumah pompa yang ada, kami yakin titik-titik genangan akan berkurang," ujarnya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015