Riyadh (ANTARA News) - Arab Saudi awal pekan ini menaikkan harga bensin bahkan lebih dari 50% untuk beberapa jenis.

Biaya listrik, air, solar, dan minyak tanah juga akan naik namun besarannya belum diumumkan, demikian keputusan dewan menteri yang dipimpin oleh Raja Salman, seperti dilaporkan kantor berita resmi SPA.

Dewan memutuskan untuk menaikkan harga bensin tanpa timbal 0,90 riyal (0,24 dolar AS)/liter dari 0,60 riyal alias naik 50% dan untuk bensin mutu lebih rendah menjadi 0,75 riyal (0,20 dolar AS)/liter dari 0,45 riyal per liter alias naik 67%.

Harga BBM di Saudi termurah di kawasan Teluk. Harga BBM itu dinaikkan seiring pemotongan subsidi menyusul anggaran belanja Saudi yang memecahkan rekor defisit.

Konglomerat minyak nasional Aramco mengatakan di Twitter, pihaknya segera menutup SPBU sampai tengah malam pada Senin sebelum melanjutkan penjualan di harga yang baru.

Kabinet mengatakan kenaikan itu seiring dengan harga energi internasional.

Arab Saudi mengikuti jejak dari tetangganya Uni Emirat Arab, yang menjadi negara Teluk pertama yang meliberalisasi harga BBM awal tahun ini.

Kuwait mencabut subsidi solar dan minyak tanah pada awal tahun 2015 dan berencana melakukan pemotongan lainnya awal tahun depan, terutama pada listrik dan bensin.

Negara-negara Teluk lainnya sedang mempertimbangkan langkah-langkah serupa.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan biaya langsung subsidi energi di negara-negara Teluk mencapai 60 miliar dolar AS. Jika biaya tidak langsung seperti beban lingkungan dan lalu lintas jalan dihitung, biaya naik menjadi 175 miliar dolar AS.

IMF mengatakan bahwa jika Arab Saudi menaikkan harga BBM-nya ke tingkat Teluk, itu akan menghemat sekitar 17 miliar dolar AS per tahun.

(Uu.SYS/B/A026/C/A026)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015