Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Selasa pagi, melemah 12 poin menjadi Rp13.658 per dolar AS dibandingkan posisi kemarin sore.
"Penurunan kembali harga minyak mentah menyeret mata uang di negara berkembang mengalami depresiasi. Potensi pelemahan harga minyak dunia merupakan aspek penting yang dapat menjadi sentimen negatif bagi kinerja mata uang domestik," kata Analis dari LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo.
Selain itu, menurut dia, masih adanya potensi bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reeserve) menaikkan suku bunga acuan pada 2016 menjadi salah satu penahan laju nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Potensi itu memberikan sentimen positif terhadap kinerja mata uang dolar AS terhadap mata uang utama di dunia," katanya.
Namun, menurut dia, upaya pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi dengan paket-paket kebijakan masih dapat menahan rupiah tidak tertekan lebih dalam.
"Delapan paket kebijakan ekonomi telah disampaikan oleh pemerintah, itu merupakan salah satu upaya untuk mendorong perekonomian domestik sehingga diharapkan berdampak positif pada kinerja rupiah," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih cukup stabil.
"Rupiah berpotensi menguat, faktor teknikal masih cukup kuat meski belum sepenuhnya didukung oleh sentimen fundamental dari dalam negeri," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015