Jakarta (ANTARA News) - PT Indofarma Tbk (INAF) menganggarkan belanja modal atau "capital extenditure" (capex) sebesar Rp269,27 miliar untuk tahun 2016, untuk mendukung pengembangan bisnis.
"Dana capex berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan dengan komposisi sebesar 30 persen dan 70 persen untuk pinjaman," ujar Sekretaris Perusahaan Indofarma Yasser Arafat di Jakarta, Senin.
Ia merinci dana belanja modal sekitar Rp174,5 miliar akan digunakan untuk bangunan dan instalasi, terdiri dari bangunan pabrik FDC TB, renovasi fasilitas produksi steril non cepha, bangunan pilot plant, bangunan pabrik betalakam, laboraturium mikrobiologi, bangunan lainnya, dan instalasi listrik dan air.
Untuk mesin, lanjut dia, perseroan menganggarkan dana sebesar Rp37,60 miliar, sebesar Rp34,60 miliar untuk peralatan pabrik, sebanyak Rp8 miliar untuk kendaraan, peralatan kantor sebesar Rp1,90 miliar, dan implementasi earning per share (ERP) sebesar Rp12,66 miliar.
Terkait isu penggabungan usaha antara perseroan dengan perusahaan farmasi milik negara yakni PT Kimia Farma (Persero) Tbk, manajemen Indofarma mengaku siap.
"Jika dimerger atau diakuisisi atau dibuat holding pada tahun depan, kami sudah siap. Isu merger ini sudah mulai dari 2004-2005, tapi tidak ada kepastian. Kalau lihat market cap kami yang terakuisisi dari isu tersebut," katanya.
Setahun terakhir ini, ia mengatakan bahwa perseroan tetap fokus pada penciptaan nilai tambah agar dapat menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.
Sementara itu, mengenai kinerja perseroan hingga November 2015 tercatat, penjualan Indofarma mencapai Rp1,2 triliun, naik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar sebesar Rp1,08 triliun. Sedangkan estimasi kinerja penjualan hingga Desember 2015 diproyeksikan mencapai Rp1,6 triliun, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,3 triliun.
Untuk kinerja laba periode November 2015, perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp22,7 miliar. Namun, perseroan memprediksi kinerja pada Desember 2015 akan membaik atau mencatatkan laba sebesar Rp10 miliar.
"Peningkatan penjualan menurunkan kerugian dan diproyeksikan dapat meningkatkan laba dari Rp1 miliar pada 2014 menjadi rp10 miliar pada tahun ini," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015