Berlin (ANTARA News) - Jerman merekrut 8.500 orang untuk mengajar pengungsi anak-anak di negeri itu, sementara pemerintah memperkirakan arus pendatang baru akan menambah jumlah pengungsi melebihi jutaan orang pada 2015, kata harian terkemuka Jerman, Die Welt, Minggu.
Sebanyak 196.000 anak-anak ikut lari dari perang dan kemiskinan menuju Jerman, yang pada tahun ini mendirikan 8.264 "kelas khusus" untuk membantu pendatang tersebut agar dapat mengikuti anak-anak sebayanya, kata Die Welt, mengutip hasil penelitian dari 16 negara bagian di Jerman.
"Sekitar 8.500 guru tambahan direkrut secara nasional," kata Die Welt.
Menurut pihak berwenang di bidang pendidikan Jerman, sekitar 350.000 anak-anak usia sekolah memasuki Uni Eropa pada 2015 dalam gelombang pengungsi, yang terburuk sejak Perang Dunia II.
Jerman memperkirakan sejuta orang akan mencari suaka ke negeri tersebut, lima kali lipat jika dibandingkan dengan pencari suaka pada 2014, dan menyiapkan kemampuannya untuk memberikan pelayanan kepada seluruh pendatang baru itu.
"Sekolah dan pendidikan tidak pernah bertentangan dengan tantangan seperti ini," kata Brunhild Kurth, kepala Pendidikan, kepada "Die Welt".
"Kita harus menerima situasi perkecualian seperti ini yang akan menjadi biasa untuk jangka waktu yang panjang," katanya.
Heinz-Peter Meidinger, ketua serikat guru mengatakan bahwa sebenarnya Jerman memerlukan tambahan lebih dari 20.000 pengajar untuk memenuhi kebutuhan.
"Sampai dengan musim panas mendatang, paling lambat, kesenjangan itu dapat teratasi," katanya.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015