Jombang (ANTARA News) - Ribuan warga memadati Pondok Pesantren Tebuireng di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dan mereka khusyuk mengikuti kegiatan haul atau peringatan wafatnya KH Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur.
Yusuf, salah seorang warga Jombang, mengemukakan ia sengaja datang ke pondok guna mengikuti haul. Sebagai santri, ia ingin kirim doa kepada para almarhum.
"Saya datang ke pondok dengan teman-teman. Tiap kali haul, pasti datang," katanya Sabtu malam.
Budi, warga lainnya mengaku sudah di pondok sejak pagi. Ia ingin mengikuti langsung kegiatan haul Gus Dur tersebut. Ia merasa kagum dengan sosok Gus Dur, serta seluruh keluarganya, termasuk kakek serta ayahandanya.
"Saya ingin melihat langsung persiapan dan ikut acara haul. Datang ke sini, ikut kirim doa," ujarnya.
Ribuan warga serta santri memadati PP Tebuireng, Kabupaten Jombang, mengikuti haul ke-6 Gus Dur. Mereka dengan khusyuk mengikuti kegiatan haul mulai dari awal sampai akhir. Kegiatan haul itu dipusatkan di dekat makam.
Dalam acara tersebut, dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia dengan rombongan sudah datang ke PP Tebuireng sekitar jam 17.30 WIB, setelah sebelumnya mengadakan kunjungan kerja di Tuban.
Wapres juga sempat shalat berjamaah dan istirahat di dalam rumah atau "ndalem" pengasuh PP Tebuireng, Kabupaten Jombang, KH Shalahudin Wahid, sebelum kegiatan haul itu dimulai.
Selain Wapres, acara itu juga dihadiri Pengasuh PP Al-Anwar Sarang Rembang KH Maimun Zubair, KH Jamaluddin Ahmad, dan sejumlah kiai lainnya. Namun, dalam acara itu tidak terlihat sejumlah menteri yang sebelumnya dikabarkan akan datang, seperti Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Acara haul itu sendiri dimulai dengan pembacaan tahlil serta sejumlah sambutan yang disampaikan oleh pengasuh PP Tebuireng Gus Sholah, Wapres JK, serta diisi ceramah agama.
Wapres JK dalam sambutannya berharap generasi muda bangsa Indonesia bisa meneladani sikap yang pernah dicontohkan Gus Dur, selama hidupnya. Pemikiran Gus Dur di masa lalu sangat penting diterapkan pada masa kinif, terutama yang saat ini rentan dengan konflik antar umat beragama dan antar sesama agama Islam.
"Saya berharap langkah-langkah beliau menjadi suri tauladan bagi kita kita semua dan cita-cita beliau bisa dilanjutkan," ujarnya.
Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015