Gorontalo (ANTARA News) - Harga cabai rawit yang dijual di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bonebolango dan Kota Gorontalo naik hingga Rp100.000 per kg, Sabtu.
Seorang petani cabai di desa Tapadaa, Kecamatan Suwawa Tengah, kabupaten Bonebolango mengatakan, harga cabai rawit naik karena permintaan yang tinggi seiring Maulid Nabi dan Natal serta Tahun Baru.
"Permintaan yang tinggi dan stok yang kurang membuat harga kembali naik dari Rp40 ribu untuk harga normal ke harga Rp80 ribu beberapa hari jelang Natal dan sekarang menjadi Rp100 ribu/kg," kata dia .
Kasim, pedagang di pasar sore menambahkan, harga cabai rawit yang naik tidak mempengaruhi minat beli karena cabai rawit adalah bumbu masak yang selalu dicari masyarakat sebagai bahan masakan, khususnya sambal.
"Walaupun harga naik, namun tetap dibeli karena dalam dua perayaan keagamaan yaitu Maulid nabi dan Natal pasti kebutuhan bumbu masak tinggi, walaupun ada cabai raiwt dari daerah sulawesi Tengah dengan harga yang lebih murah, namun cabai rawit lokal tetap diburu warga," kata dia.
Tino, pemilik warung makan di Kota Gorontalo, mengaku kesulitan mendapatkan cabai rawit karena harganya memahal.
"Masakan yang saya jual banyak menggunakan cabai rawit dan sambal saya biasanya pedas sehingga banyak pelanggan yang suka, saat harga cabai naik seperti sekarang, saya tidak bisa mendapatkan laba maksimal karena terbagi dengan naiknya harga cabai raiwt dan saya tidak menaikkan harga makanan jualan saya," kata dia.
Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015