Jakarta (ANTARA News) - Pasar obligasi di dalam negeri dinilai cukup cerah, seiring dengan makin turunnya bunga BI Rate yang saat ini mencapai 9,25 persen dan menjelang pertengahan 2007 diperkirakan bisa turun menjadi 8,5 persen. "Cerahnya pasar obligasi subordinasi itu terlihat dari sejumlah bank maupun lembaga keuangan lainnya yang mengajukan penawaran obligasi kepada masyarakat," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan kondusifnya pasar obligasi ini diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang tahun ini ditargetkan 6,3 persen, meski pertumbuhannya agak terganggu dengan banjir yang terjadi beberapa waktu lalu. "Kami optimis pertumbuhan ekonomi nasional akan tercapai melihat para pelaku usaha terus mencari dana baru untuk meningkatkan ekspansi usaha maupun menambah modal," katanya. Obligasi yang ditawarkan perbankan maupun lembaga keuangan lainnya, menurut dia, sangat diminati masyarakat, bahkan penawaran yang diajukan cenderung berlebih dari yang ditargetkan. Penerbitan obligasi ordinasi bertujuan untuk menambahkan modal atau meningkatkan ekspansi perseroan, sehingga capital adequacy ratio (CAR) tidak akan tergerus atau minimal sama seiring dengan aktifnya perseroan meyalurkan kredit. Bank-bank yang mengajukan penerbitan obligasi antara lain Bank NISP, Bank Danamon, Bank Mega dan Panin Bank, katanya Bank Mega, menurut dia, akan mengajukan penawaran kepada publik obligasi subordinasi rupiah senilai antara Rp1 - 1,5 triliun pada triwulan kedua atau ketiga. Perseroan akan meningkatkan ekspansi usahanya melihat pertumbuhan ekonomi nasional makin tumbuh dengan baik. "Penerbitan obligasi ini mencerminkan pandangan positif perbankan atas kondisi fundamental ekonomi Indonesia, yang telah menunjukkan trend perbaikan yang kuat dalam beberapa kuartal," demikian Kostaman. (*)
Copyright © ANTARA 2007