"Erupsi ini sapaan alam, dan kita harus bersahabat dengan alam. Jadi bapak dan ibu harap bersabar kalau tidak bisa bawa tamu dengan kuda atau (mobil) hardtop ke padang pasirnya (Gunung Bromo)," kata Khofifah sebelum menyerahkan bantuan ke masyarakat Tengger di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat.
Ia mengatakan segera berkoordinasi dengan Menteri Pertanian terkait penanganan lahan-lahan pertanian yang terdampak abu vulkanik dari Gunung Bromo. "Di Sukapura saya dengar kentang, kubis, sawi terdampak abu vulkanik dan tidak bisa panen".
"Peta terdampak bencana memang harus ada sehingga Kabinet Kerja bisa cepat bereaksi membantu kondisi di lapangan. Kebetulan saya yang ada di lapangan nanti saya sampaikan kondisinya dengan Menteri Pertanian dan yang lainnya," ujar dia.
Setiap Kementerian, ujarnya, bekerja sesuai porsinya masing-masing. Kementerian Sosial membantu dengan memberikan sembako dan peralatan sekolah kepada masyarakat yang terdampak bencana.
"Untuk anak-anak, untuk urusan tambahan gizi, nanti kita koordinasikan dengan Kementerian Kesehatan," ujar Khofifah.
Sedangkan untuk Taruna Siaga Bencana (Tagana), ia mengatakan sudah siap dengan dapur umumnya sejak Gunung Bromo ditetapkan berstatus Siaga oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Mensos di lokasi rawan bencana erupsi Gunung Bromo di Desa Ngadirejo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menyerahkan 300 bungkus paket sembako dan 100 paket alat sekolah termasuk tas untuk anak-anak Sekolah Dasar (SD), dan 3000 masker untuk warga yang terkena dampak abu vulkanik erupsi Gunung Bromo.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015