Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WIB), didorong pelemahan dolar AS selama perdagangan liburan dengan volume rendah.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 7,6 dolar AS atau 0,71 persen, menjadi menetap di 1.075,90 dolar AS per ounce.

Logam mulia mendapat dukungan karena dolar AS melemah, dengan indeks dolar AS turun 0,46 persen menjadi 97,94 pada pukul 17.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih murah bagi investor.

Kenaikan emas dibatasi oleh laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan klaim pengangguran awal jatuh 5.000 menjadi 267.000. Para analis mengatakan angka menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat.

Harga logam mulia datang di bawah tekanan lebih lanjut karena analis percaya pasar tetap belum yakin kapan kenaikan suku bunga berikutnya, dari tingkat 0,50 persen ke tingkat 0,75 persen akan terjadi.

Alat Fedwatch menunjukkan probabilitas tersirat menunjukkan bahwa pasar percaya bahwa The Fed akan menaikkan suku 0,50 persen menjadi 0,75 persen selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Maret.

Probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan suku bunga dari 0,50 persen ke 0,75 persen mencapai 55 persen pada pertemuan Maret dan 10 persen pada pertemuan Januari.

Para analis percaya tujuan dari The Fed untuk menyerap sekitar 2,5 triliun dolar AS kelebihan cadangan bank-bank karena ekonomi AS mulai pulih.

Bank-bank menjadi lebih berani mengambil risiko dalam ekonomi yang "bullish", dan sebagai akibatnya berpotensi melepaskan beberapa cadangan berlebihan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai, sehingga menyebabkan inflasi.

Tren jangka panjang untuk emas tetap sangat "bearish" menurut para analis karena The Fed menaikkan suku bunganya pada Desember, yang terjadi meskipun semula diharapkan akan menunda kenaikan suku bunga hingga 2016.

Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Sampai pertemuan FOMC Desember belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.

Perak untuk pengiriman Maret bertambah 9,2 sen atau 0,64 persen menjadi ditutup pada 14,379 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 16,1 dolar AS atau 1,85 persen menjadi ditutup pada 884,20 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.

(T.A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015