Sidoarjo (ANTARA News) - Kolam penampung lumpur (pond) Lapindo Brantas di Desa Jatirejo, Porong, Sidoarjo, Jatim, Selasa pagi dalam kondisi kritis karena ketinggian lumpur di kolam itu sudah sejajar dengan permukaan tanggul sehingga rawan luber.
Wartawan ANTARA dari Sidoarjo melaporkan, kritisnya tanggul itu disebabkan oleh mandeknya aliran lumpur menuju Kali Porong sehingga lumpur menumpuk di "pond" Jatirejo.
Keadaan itu telah mengancam rel Kereta Api (KA) dan Jalan Raya Porong yang berada tepat di bawahnya yang sewaktu-waktu bisa tergenang jika tanggul penampungan tidak mampu menahan volume lumpur.
Meski demikian, aparat kepolisian setempat belum mengambil tindakan apapun, khususnya terkait keselamatan pemakai jalan raya.
"Jika nanti tanggul ini sampai jebol, siapa yang bisa menolong warga sini (Jatirejo) termasuk pengguna jalan raya Porong. Situasi cukup mengkhawatirkan sekali, apalagi sekarang sering turun hujan di malam hari," ungkap Parma, salah satu warga Desa Jatirejo.
Sementara itu, juru bicara Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (PSLS), Rudi Novrianto dihubungi terpisah mengemukakan, kondisi tanggul di Jatirejo memang cukup kritis, tetapi masih terkontrol dan lumpur di "pond" mulai bisa dialirkan ke Kali Porong, melalui "spillway" (saluran pelimpah).
"Tanggul di Jatirejo masih terkendali dan terkontrol, tapi yang sangat kritis sekali yakni tanggul di sekitar pusat semburan," imbuhnya, menegaskan.
Menjelang akhir masa tugasnya 8 Maret mendatang, Timnas PSLS kini memang makin dibingungkan dengan kondisi tanggul di sekitar lokasi bencana luapan lumpur, khususnya disekitar pusat semburan yang kini semakin kritis.
Setelah berhasil menutup tanggul utama dan tanggul bekas jalan Tol Porong-Gempol yang jebol, pekan lalu, kini Timnas kembali disibukan dengan pengerjaan proyek penguatan tanggul tempat penampungan di Desa Jatirejo, Kecamatan Porong yang saat ini rawan jebol.
Karena ketinggian lumpur sudah sejajar dengan ketinggian tanggul, tidak jarang sejumlah titik di sepanjang tanggul Desa Jatirejo ini longsor, akibat terkikis oleh genangan lumpur panas yang terus mengalir dari pusat semburan lumpur.
Sukarno, salah seorang tim pengawas tanggul dari PT Adhi Karya yang juga salah satu kontraktor disewa Timnas untuk penguatan tanggul, menyatakan, meningkatnya genangan lumpur panas di bekas Desa Jatirejo ini, selain disebabkan adanya peningkatan volume semburan lumpur, juga karena tidak mengalirnya lumpur panas ke arah selatan menuju kali Porong.
Akibatnya, lumpur mengendap dan menumpuk di Desa Jatirejo, yang berdampak pada peningkatan ketinggian genangan lumpur di tanggul Desa Jatirejo.
Rudi Novrianto juga menambahkan bahwa saat ini pihaknya sedang memasang peralatan, termasuk menara untuk melontarkan bola beton ke pusat semburan, yang direncanakan mulai dimasukkan ke pusat semburan lumpur, Kamis (22/2) mendatang.
"Kami berharap, metode menutup semburan lumpur dengan bola-bola beton ini berhasil, minimal dikurangi, tapi syukur kalau bisa tuntas," tambahnya, berharap.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007