Nunukan (ANTARA News) - Garam gunung produk warga Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, selain dikonsumsi sendiri sebagian dipasarkan hingga ke Brunei Darussalam.
Makson, warga Kecamatan Krayan Selatan di Nunukan, Kamis mengungkapkan, keberadaan garam gunung di Krayan dan Krayan Selatan unik karena bahan bakunya (air asin) berada di gunung.
Ia menambahkan, selain diperjualbelikan di Brunei Darussalam, garam gunung juga banyak beredar di Negeri Sarawak, Malaysia.
Kedua negara itu menjadi jalur pemasaran garam gunung yang justru belum banyak dikenal masyarakat di Indonesia.
Air asin yang digunakan berasal dari sumur-sumur tertentu sejak dahulu kala dengan cara dimasak sebagai proses pembekuan dengan menggunakan kayu bakar kemudian dijemur.
Produksi garam gunung sangat terbatas karena sumur-sumur yang mengandung air asin tersebut sebagian tidak dikelola dengan baik sehubungan minimnya modal warga masyarakat dan keterbatasan pemasarannya.
Selama ini, kata Makson, produksi garam dijual kepada pedagang asal Negeri Sarawak dan Brunei Darussalam yang datang ke Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan secara langsung memborong untuk dijual di negaranya.
"Proses pembuatan garam gunung di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan sangat alami dengan cara dimasak untuk pembekuan. Pedagang dari Sarawak dan Brunai Darussalam datang membeli di tempat," ujar Makson
Makson mengungkapkan, harga pasaran garam tersebut Rp3.000 per bungkus menggunakan daun nipah dengan berat diperkirakan 0,5 kilogram.
Pewarta: M Rusman
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015