Jakarta (ANTARA News) - Meneg PPN/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta mengungkapkan dari seluruh pinjaman luar negeri yang sedang berjalan (on going loan) hingga triwulan III 2006 senilai 12,94 miliar dolar AS, realisasi penyerapannya baru mencapai 37,52 persen atau 4,85 miliar dolar AS dari tanggal efektif berlakunya proyek. "Sehingga masih terdapat pinjaman yang belum diserap sebesar 8,08 miliar dolar AS," kata Paskah di Jakarta, Senin. Dia menjelaskan, proyek "on going" yang dipantau pelaksnaannya berjumlah 146 pinjaman proyek dan dua pinjaman program. Penyerapan kumulatif untuk pinjaman proyek hanya 36,84 persen, sedangkan penyerapan pinjaman program telah mencapai 66,49 persen. Menurut Paskah, sebagian besar dana yang belum terserap tersebut adalah dana yang pada dasarya belum dapat dicairkan sesuai tahapan proyek yang bersangkutan. "Beberapa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek lainnya antara lain masalah keterlambatan proses tender, masalah pengadaan tanah, keterlambatan proses revisi DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) akibat kesalahan administrasi maupun perubahan anggaran, masih lemahnya menajemen pengelolaan proyek, serta masalah-mesalah teknis di lapangan seperti koordinasi atau penerbitan peraturan," katanya. Menurut data Bappenas hingga 30 September 2006, penyerapan pinjaman luar negeri sedang berjalan (on going) yang paling rendah terjadi pada PT PLN (24,17 persen dengan pinjaman belum terserap 2,34 miliar dolar AS), Departemen Pekerjaan Umum (35,84 persen dengan pinjaman belum terserap 2,16 miliar dolar AS), dan Departemen Perhubungan (34,88 persen dengan pinjaman belum terserap 1,096 miliar dolar AS). Paskah menambahkan pinjaman proyek yang sedang berjalan terdiri atas 27 proyek pinjaman Bank Dunia, 28 proyek pinjaman ADB (Bank Pembangunan Asia), 50 proyek pinjaman JBIC (Japan Bank for International Cooperation), 12 proyek pinjaman multilateral lain, 14 proyek pinjaman bilateral lain, dan 15 pinjaman fasilitas kredit ekspor. Sedangkan pinjaman program yang sedang berjalan terdiri atas satu pinjaman ADB dan satu pinjaman JBIC. Dalam kesempatan itu Paskah juga menyampaikan bahwa berdasarkan hasil pemantauan, Bappenas mengidentifikasi adanya Potential Loan Surplus (bagian dari dana pinjaman yang diperkirakan sampai dengan selesainya proyek tidak akan diserap atau digunakan lagi) yang mencapai sekitar 276,15 juta dolar AS. Dia menjelaskan surplus tersebut berasal dari proyek Ciliwung-Cisadane River Flood Control (senilai 141,45 juta dolar AS), SME Export Development (50 juta dolar AS), dan Provicial Health Project II (32 juta dolar AS). Paskah menambahkan terhadap surplus tersebut Bappenas tengah mengupayakan langkah-langkah penyelesaiannya yang dapat berupa optomasi, realokasi, maupun pambatalan. "Kemungkinan realokasi ada pada proyek-proyek yang sudah siap," demikian Paskah.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007