Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk pertama kalinya melakukan lelang jabatan secara terbuka untuk posisi pejabat eselon I, yang melibatkan banyak panelis dari berbagai disiplin ilmu.
Lelang jabatan itu dilakukan serentak di tiga tempat yaitu Media Center, Wisma Kemenpora dan Ruang Teater Kemenpora Jakarta, Senin.
Sedikitnya 18 calon yang berjuang untuk mengisi jabatan yang dilelangkan yaitu bidang pemuda, olahraga dan staf ahli.
"Saya ingin memulai tradisi baru, memilih pejabat harus terbuka dan tidak sembunyi-sembunyi. Publik harus tahu dan ikut mengawal," kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
Menurut dia, dilakukannya lelang jabatan secara terbuka ini untuk mencari pejabat yang berkualitas. Untuk itu pihaknya mendatangkan para panelis dari berbagi bidang. Tidak hanya olahraga, namun juga ahli di bidang lain seperti halnya psikolog hingga peneliti kebudayaan.
Panelis yang menguji calon pejabat eselon satu di lingkungan Kemenpora itu di antaranya Direktur CSIS Philip Vermonte, Peneliti Kebudayaan LIPI Jaleswari Pramodhawardani, motivator dan penulis Rene Suhardono, peneliti LP3ES Adnan Anwar, Susy Susanti, dan mantan Direktur Penindakan KPK Eko Tjiptadi.
"Tantangan kita ke depan untuk kepemudaan dan olahraga akan semakin berat. Kita butuh pejabat-pejabat yang inovatif dan mampu berfikir 'out of the box'," kata pria yang akrab dipanggil Cak Imam itu.
Dari berbagai bidang jabatan yang dilelang di antaranya adalah Deputi Pembudayaan Olahraga, Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga dan staf ahli menteri. Dari beberapa posi tersebut, posisi Deputi Peningkatan Prestasi yang persaingannya cukup ketat.
Ada dua calon yang sudah akrab dengan keolahragaan yaitu Djoko Pekik Irianto yang merupakan Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga saat ini serta Gatot S Dewa Broto yang saat ini masih menjabat sebagai Deputi Bidang Harmonisasi Kemitraan Kemenpora.
Kedua calon ini saling memaparkan visi dan misinya di hadapan panelis. Termasuk saat ditanya oleh panelis yang juga seorang psikolog yaitu Sony Trilaksono. Kedua calon diminta memberikan dua program unggulan yang akan dilakukan.
"Peningkatan kualitas pelatih harus ditingkatkan. Contoh saja sepak bola. Kita masih kurang. Selain itu adalah pembibitan dengan didukung sport science. Misalkan voli. Kita sudah jauh tertinggal. Di luar tinggi rata-rata pemain 207 cm, kalau kita hanya 193 cm jelas berbeda," kata Djoko Pekik Irianto.
Berbeda dengan program Djoko Pekik, Gatot S Dewa Broto juga mempunyai program andalan. Pria yang juga Kepala Komunikasi Publik Kemenpora itu fokus pada komunikasi yang baik antara stakeholder olahraga di Indonesia meliputi KONI, KOI maupun pengurus besar (PB) cabang olahraga.
"Selama ini kita hanya fokus pada permasalahan yang ada. Sudah saatnya kita menjalin komunikasi yang baik dalam peningkatan prestasi olahraga. Kami juga akan mengajak PB berkumpul minimal dua bulan sekali untuk melihat perkembangannya," kata Gatot S Dewa Broto.
Sementara itu untuk posisi Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga ada banyak yang mengikuti seleksi. Selain pejabat saat ini yaitu Faisal Abdullah, pejabat yang bersaing adalah Amung Mamun, Raden Isnanta, Sukarno dan Basuki Supartono.
Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015