Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta pada Senin ditutup menguat sebesar 143 poin menjadi 13.774 per dolar AS, setelah pada hari sebelumnya ditutup pada 13.917 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa laju mata uang rupiah terhadap dolar AS menguat seiring dengan berkurangnya ketidakpastian di pasar keuangan setelah bank sentral Amerika Serikat menaikan suku bunga acuannya.
"Eforia karena keputusan bank sentral AS itu membuat aset-aset di negara berisiko kembali diminati oleh investor. Peringkat Indonesia yang berada di level layak investasi (investment grade) menjadi salah satu tujuan investor untuk kembali menempatkan dananya sehingga rupiah bergerak menguat," katanya.
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar juga optimistis terhadap ekonomi Indonesia pada 2016 mendatang seiring dengan serapan belanja modal yang agresif serta stimulus moneter yang diluncurkan pemerintah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy mengatakan bahwa rencana bank sentral AS yang akan menaikan suku bunga AS pada tahun 2016 secara bertahap diapresiasi positif oleh investor di pasar uang.
Selain itu, lanjut dia, investor juga melihat kondisi fundamental makroekonomi Indonesia juga akan lebih baik pada 2016.
Namun, menurut dia, masih ada beberapa risiko yang dapat mengubah laju rupiah menjadi negatif, yakni kinerja ekonomi domestik yang tidak sesuai dengan harapan, serta kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat hingga lebih dari 1,25 persen pada tahun 2016 mendatang
"Kenaikan suku bunga AS menjadi berisiko kalau dilakukan tidak sesuai perkiraan pasar," katanya.
Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah hari ini berada pada 13.872 dibandingkan hari sebelumnya (18/12) di posisi 14.032 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015