Ngawi (ANTARA News) - Petugas Polres Ngawi menjaga ketat daerah perbatasan Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah guna mengantisipasi bentrok susulan pascaperistiwa pengeroyokan suporter Arema Cronus Malang di Kabupaten Sragen yang menyebabkan dua orang tewas.

Kepala Bagian Operasional Polres Ngawi Kompol Suwarno di Ngawi, Sabtu mengatakan penjagaan dilakukan dengan melibatkan anggota Brimob Polda Jawa Timur dan Kodim 0805 Ngawi.

"Penjagaan dilakukan untuk mengantisipasi arus balik ribuan suporter dan mencegah bentrokan. Sebanyak 200 personel Polres Ngawi disiagakan di sejumalh titik rawan, salah satunya di daerah perbatasan Provinsi Jatim dengan Kateng," ujar Kompol Suwarno.

Ia menjelaskan, daerah perbatasan dinilai rawan, karena biasanya digunakan transit oleh Bonekmania untuk menumpang truk guna mengurangi ongkos transportasi.

Tak hanya memperketat penjagaan, pihaknya juga melakukan penyisiran di beberapa titik yang dianggap rawan guna membatasi kedua kubu supoter tersebut bertemu.

Seperti diketahui, insiden pengeroyokan terjadi saat kedua rombongan berpapasan ketika sama-sama hendak menuju lokasi babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman di Sleman, Yogyakarta.

Peristiwa kerusuhan dua suporter tersebut terjadi di SPBU Jatisumo Ngampal Sragen dan bengkel batas kota Nglorok Sragen, Sabtu (19/12) sekitar pukul 04.15 WIB.

Lokasi bentrok tersebut berada sekitar dua kilometer dari gerbang perbatasan antara Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah.

Dua korban meninggal dari suporter Aremania Malang yakni Eko Prasetyo (30), warga RT 19/04, Pandesari, Batu, Malang dan sopir Suzuki Carry, Slamet warga Malang.

Babak delapan besar turnamen Piala Jenderal Sudirman mempertemukan Arema Cronus Vs Surabaya United pada Sabtu (19/12) malam di Sleman, Yogyakarta.

Pewarta: Slamet/Louis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015