Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) masih menunda rencana pembangunan kilang pengolahan minyak mentah di dalam negeri, hingga pasar kilang dunia benar-benar kondusif, kata Dirut Pertamina Ari Soemarno, di Jakarta, Senin.
Di sela rakor terbatas pengawasan bahan bakar minyak (BBM), ia mengatakan, saat ini, biaya konstruksi kilang sangat tinggi, sehingga tidak ekonomis kalau dibangun dalam waktu dekat.
"Bahkan terakhir, beberapa negara seperti Arab Saudi juga menangguhkan pembangunan kilangnya sementara ini. Mereka kaget melihat tawaran terakhir yang begitu tinggi," ujarnya.
Menurut dia, estimasi biaya pembangunan kilang tahun lalu, bisa
mengalami kenaikan hingga dua kali lipat pada tahun ini.
Meski demikian, lanjut Ari, Pertamina tetap melanjutkan studi
pembangunan kilang baru sambil menunggu keekonomiannya.
Pertamina, katanya, juga tetap melanjutkan program modifikasi kilang yang ada agar dapat bersaing dengan kilang sejenis di kawasan regional.
"Kami sekarang tengah mengkonsentrasikan ke pengembangan Kilang
Cilacap, Balikpapan dan Balongan," ujar Ari.
Pertamina bersama perusahaan negara asal Arab Saudi, Saudi Aramco berencana membangun kilang berkapasitas 250 ribu barel per hari.
Kilang yang pasokan minyaknya berasal dari Arab Saudi tersebut akan dibangun di wilayah Tuban, Jatim.
Pertamina juga menjajaki kerja sama dengan perusahaan negara asal China, Sinopec guna membangun kilang di lokasi yang sama.
Selain itu, anak perusahaan Pertamina, Elnusa juga menjajaki
pembangunan kilang bekerja sama dengan anak perusahaan negara Iran,
National Iran Oil Co (NIOC) yakni National Iran Oil Refinery Distribution Co (NIORDC).
Lokasi yang direncanakan antara lain Situbondo, Bojanegara, atau Tuban.
Pemerintah Iran sendiri tengah menanti komitmen Indonesia dalam
pembangunan kilang berkapasitas 300.000 barel per hari tersebut.
Dalam kunjungannya ke Indonesia pekan lalu, Ketua Parlemen Republik Islam Iran Gholam Ali Hadad Adel mengharapkan, pembangunan kilang itu bisa segera terwujud.
Sebab, katanya, pembangunan pupuk yang bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia di Iran juga bisa diwujudkan pada akhir tahun ini.
Saat ini, Pertamina memiliki tujuh kilang pengolahan BBM dengan
kapasitas produksi 1,06 juta barel per hari.
Ketujuh kilang tersebut adalah Pangkalan Brandan (Sumut) 1.731 barel per hari, Dumai (Riau) 166.652 barel per hari, Plaju (Sumsel) 102.925 barel per hari, Cilacap (Jateng) 329.350 barel per hari, Balikpapan (Kaltim) 244.698 barel per hari, Balongan (Jabar) 165.662 barel per hari, dan Kasim (Irian Jaya) 8.760 barel per hari.(*)
Copyright © ANTARA 2007