ertemuan-pertemuan informal yang semula ramah tamah menjadi gersang, masing-masing fokus pada layar telepon pintar, bukan ke lawan bicara

Jakarta (ANTARA News) - Anggota MPR RI Masinton Pasaribu menilai kemajuan teknologi komunikasi dan media sosial telah turut memerostkan keramahan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

"Laju perkembangan teknologi komunikasi dan media sosial mendekatkan mereka yang berada di tempat jauh. Pertemuan-pertemuan informal yang semula ramah tamah menjadi gersang, masing-masing fokus pada layar telepon pintar, bukan ke lawan bicara," kata Masinton dalam Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Jakarta, Sabtu.

Anggota Komisi III DPR RI itu menambahkan, teknologi tak bisa ditolak. "Namun nilai-nilai kemasyarakatan yang diwariskan para leluhur mendesak untuk direvitalisasi agar kemerdekaan bisa menjadi jembatan emas."

Politisi PDIP itu menyebutkan, kebudayaan Indonesia mulai luntur seiring dengan masuknya komik asing, seperti komik Jepang.

"Komik, kartun dari Jepang dan asing mendominasi tayangan anak-anak Indonesia di layar kaca sehingga sastra lisan menghilang," kata Masinton.

Masinton juga merasa nilai Bhinneka Tunggal Ika diganti oleh bahasa asing, pluralisme.

"Hal itu menyulitkan upaya membangun kerukunan. Bhinneka Tunggal Ika adalah konsep bahasa nenek moyang yang telah teruji, digunakan sebagai pendekatan untuk merukunkan aneka suku, agama yang ada. Kata-kata pluralisme, multikulturalisme tak mudah dipahami dan bahkan menimbulkan antipati masyarakat karena dianggap sebagai agenda Barat," kata dia.

Masinton menyebutkan, tantangan kebangsaan ke depan adalah pengaruh globalisasi kehidupan yang semakin meluas dan persaingan antarbangsa yang semakin tajam.

"Juga makin kuatnya intensitas intervensi global dalam perumusan kebijakan nasional," ujar dia.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015