Jakarta (ANTARA News) - Penyelundupan pakaian jadi yang kerap terjadi menggerus industri tekstil dan pakaian jadi dalam negeri, sehingga mengalami pertumbuhan negatif.
"Masih maraknya penyelundupan menjadi salah satu sebab pertumbuhan industri tekstil minus, di samping ekspor yang masih lesu," kata Sekretaris Ditjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Setio Hartono di Jakarta, Jumat.
Menurut data Kemenperin, pertumbuhan industri pakaian jadi hingga akhir 2015 diprediksi sebesar -6,13 persen, merosot dibanding periode yang sama 2014 sebesar 3,94 persen.
Sedangkan pertumbuhan industri tekstil hingga akhir 2015 diprediksi sebesar -0,61 persen, lebih tinggi dibanding periode yang sama 2014 sebesar -4,25 persen.
Diharapkan, pemulihan ekonomi global akan meningkatkan kembali permintaan ekspor terhadap produk tekstil dan pakaian jadi dari Indonesia, sehingga bisa kembali menggeliat.
Setio menambahkan, Kemenperin juga akan melanjutkan program restrukturisasi mesin industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan alas kaki hingga 2019.
Diyakini, program tersebut mampu meningkatkan kapasitas produksi sebesar 14-25 persen, produktivitas sebesar 4-9 persen, efisiensi energi 2-7 persen dan penyerapan tenaga kerja sebesar 241.835 orang.
Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015