Naiknya suku bunga AS memberikan kepastian kepada pelaku pasar uang di negara-negara berisiko."
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak menguat 129 poin menjadi Rp13.925 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp14.054 per dolar AS.
Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, di Jakarta, mengatakan bahwa eforia kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (the Federal Reserve/the Fed) masih menjadi salah satu faktor pendorong bagi mata uang nilai tukar rupiah sehingga kembali berada dalam area positif.
"Naiknya suku bunga AS memberikan kepastian kepada pelaku pasar uang di negara-negara berisiko. Sebagian investor memandang kenaikan suku bunga AS memberikan dampak positif dan menunjukan meningkatnya kepercayaan terhadap prospek ekonomi negara adi daya itu," ujarnya.
Menurut dia, membaiknya perekonomian Amerika Serikat akan berdampak positif pada perkembangan ekonomi global yang saat ini cenderung masih mengalami perlambatan terutama dari Tiongkok.
Ia menambahkan bahwa laju mata uang rupiah yang bergerak menguat juga tidak lepas dari penjagaan Bank Indonesia di pasar valas domestik mengingat permintaan dolar AS menjelang akhir tahun akan tinggi.
Pada 2016, ia mengharapkan, penyerapan anggaran pemerintah untuk belanja infrastruktur dapat lebih baik dibandingkan tahun ini yang cenderung kurang maksimal, sehingga nantinya mampu menopang perekonomian domestik sehingga akhirnya dapat menjaga mata uang rupiah.
Analis dari Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, memprediksi kondisi ekonomi Indonesia pada 2016 secara rata-rata akan jauh lebih baik daripada kondisi pada 2015.
"Pada 2016 mendatang diprediksi pemerintah akan mengeluarkan anggaran antara Rp50 triliun hingga Rp100 triliun, beban ekonomi bagi Indonesia juga tidak terlalu besar untuk tahun 2016," katanya.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat kurs tengah pada Jumat (18/12) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp14.032 dibandingkan Kamis (17/12) di posisi Rp14.028 masing-masing per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015