Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah warga mengeluh beras yang dijual dalam Operasi Pasar berkualitas rendah jika dibandingkan dengan beras yang dijual di pasaran.
"Setelah dimasak, nasinya terasa keras. Jadi kasian jika dikonsumsi untuk anak-anak," kata Asih, warga Kebon Sirih yang beberapa waktu membeli beras operasi pasar, di Jakarta, Senin.
Ia menyayangkan pihak pemerintah yang menjual beras tanpa memperhatikan kualitas yang sebenarnya mirip dengan beras miskin (Raskin).
"Memang harga beras di pasaran sangat tinggi dari yang sebelumnya Rp5.000 menjadi Rp7.000. Tapi seharusnya beras yang dijual dalam Operasi Pasar kualitasnya jangan rendahan, ya paling tindak kualitas sendanglah," ujar Asih, yang bekerja sebagai penjaga tempat kost-kostan.
Akibat rendahnya kualitas beras yang dijual saat operasi pasar, Asih terpaksa membeli beras di toko, meskipun ia telah membeli puluhan kilogram beras Operasi Pasar.
"Baru masak sekali dan mengetahui berasnya tidak layak disajikan untuk anak-anak kost, akhirnya saya membeli beras di toko," kata Asih yang mengaku rugi dengan kejadian tersebut.
Kekecewaan terhadap kualitas beras tersebut juga dikeluhkan Iva, yang mengaku telah berulang kali mengalami hal sama setiap ada Operasi Pasar.
"Mungkin saja, tidak semua beras yang dijual dalam Operasi Pasar jelek. Tapi apesnya, beras yang saya beli selalu saja setelah dimasak nasinya terasa keras," katanya.
Sementara itu, sebelumnya Menteri Pertanian Anton Apriyantono menyatakan kebijakan Operasi Pasar dilakukan untuk menekan laju harga beras di pasaran dan sifatnya sementara.
Operasi Pasar akan dilakukan hingga panen raya yang diperkirakan terjadi pada Maret, agar saat panen raya harga beras tidak jatuh.
Operasi Pasar juga dapat dihentikan jika harga beras sesuai yang diinginkan, yakni Rp4.300/kg untuk jenis IR64 kelas III yang banyak dikonsumsi masyarakat miskin.
Saat panen raya yang akan berlangsung pada Maret-Mei nanti, justru upaya yang akan dilakukan pemerintah adalah mempertahankan harga pada tingkat petani.
Di DKI sendiri, untuk menekan harga beras yang melonjak selama tiga bulan terakhir, Operasi Pasar tidak dibatasi volumenya.
Departemen Perdagangan juga telah menginstruksikan Perum Bulog untuk memperluas jangkauan Operasi Pasar hingga ke kawasan penduduk, TNI, Pegawai Negeri Sipil, Polri, bahkan hingga ke tingkat pengecer dan pedagang.
Namun beras dengan dibatasi eceran maksimal 20 kg seharga Rp3.700 per kg yang mereka beli tidak untuk diperdagangkan lagi. (*)
Copyright © ANTARA 2007