Penerangan Satgas Maritim TNI Konga XXXVIII-H/UNIFIL 2015 dalam surat elektronik dari Lebanon yang diterima Antara di Surabaya, Jumat, melaporkan kunjungan pada hari Selasa (15/12) itu didampingi Duta Besar Indonesia yang berkuasa penuh untuk Lebanon Achmad Chozin Khumaidy.
Rombongan delegasi DPR RI, di antaranya Ono Surono (PDI Perjuangan), Popong Otje Djundjunan (Golkar), Iwan Kurniawan (Gerindra), Sungkono (PAN), Sugeng Irianto dan Maria Dumaris Simanjuntak selaku sekretaris delegasi.
Kedatangan rombongan DPR RI itu disambut oleh Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan selaku Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL 2015 yang didampingi Athan Kairo Kolonel Laut (P) Kemas M. Ikhwan Mahdani, dan COS DCMTF Kolonel Laut (P) Dato Rusman.
Ketua delegasi mewakili anggota DPR RI Drs. H. Irgan Chairul Mahfidz, M.Si. menyampaikan rasa bangga kepada prajurit KRI Bung Tomo-357 yang mewakili bangsa sebagai penjaga perdamaian.
"Tidak semua tentara berhak menggunakan baret biru, jadi ini merupakan suatu kehormatan untuk mengharumkan nama baik bangsa. Oleh karena itu, kami berharap nama baik Indonesia yang sudah terkenal bersahabat di mata negara-negara lain di dunia agar tetap terjaga," katanya.
Bahkan, seluruh prajurit yang ada di KRI Bung Tomo itu tidak hanya berprestasi sebagai pasukan penjaga perdamaian dunia di bawah PBB, tetapi sebelum bergabung dengan PBB telah berhasil menemukan pesawat dan sejumlah korban Air Asia QZ 8501 dalam waktu yang sangat singkat sehingga dunia mengakui kredibilitas Indonesia dalam penanganan musibah.
Menanggapi hal itu, Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL 2015 Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan mengucapkan terima kasih kepada delegasi DPR RI beserta rombongan atas kunjungannya untuk melihat lebih dekat para prajurit yang terlibat dalam misi perdamaian dunia di Lebanon.
"Kedatangan delegasi dari DPR RI akan memberikan gambaran tentang tugas yang diemban oleh TNI, khususnya yang tergabung dalam Satgas Maritim TNI. Di sisi lain juga memberikan semangat untuk meningkatkan moril prajurit untuk melaksanakan tugas dengan baik," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Dansatgas melaporkan kepada delegasi GKSB DPR RI tentang keterlibatan KRI Bung Tomo 357 dalam misi perdamaian PBB itu sebagai implementasi amanat Pembukaan UUD 45, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI dan Peran Universal/Universal Role (Military, Diplomatic and Constabulary Role) yang dimiliki oleh Angkatan Laut seluruh dunia.
Peran Militer (Military Role) yang dilaksanakan untuk mendukung kebijakan dan keputusan politik luar negeri pemerintah Indonesia dengan mengerahkan kekuatan kapal perang modern yang diawaki oleh pelaut-pelaut TNI Angkatan Laut yang profesional dan militan, menurut dia, akan berdampak pada "deterrence effect" sehingga hal tersebut akan berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung pada kewibawaan negara untuk mengamankan kepentingan nasionalnya. "Sivis pacem parabellum," katanya.
Pewarta: Edy M. Ya`kub
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015