Data dari GFK, mengenai tren mobile di Indonesia tahun 2015 perkembangan smartphone di Indonesia sangat fantastis, sudah hampir 60 persen sell out, melebihi daripada jumlah mobile phone di Indonesia,"
Jakarta (ANTARA News) - Berdasarkan data GFK, pertumbuhan smartphone tahun ini, terhitung Januari hingga September, mengalahkan mobile phone.
"Data dari GFK, mengenai tren mobile di Indonesia tahun 2015 perkembangan smartphone di Indonesia sangat fantastis, sudah hampir 60 persen sell out, melebihi daripada jumlah mobile phone di Indonesia," kata Shannedy Ong, Country Director Qualcomm Indonesia, di Jakarta, Kamis.
"Pertumbuhannnya juga cukup bagus yakni 6 persen," sambung dia.
Menurut data GFK, komposisi penjualan perangakat mobile di Indonesia adalah 60 persen smartphone, 38 persen mobile phone, dan sisanya phablet.
Lebih lanjut, Shannedy menyebutkan bahwa dari 60 persen penjualan smartphone tersebut 11 persen diantaranya merupakan smartphone yang telah mendukung jaringan 4G LTE.
"Yang sangat menarik, meski 11 persen ini masih cukup rendah nilainya, tapi jika dilihat dari pertumbuhannya cukup tinggi dimana 190 persen year on year," ujar dia.
Tidak hanya itu, data GFK juga mengungkap fakta mengenai perangkat Android. Shannedy mengatakan bahwa 93 persen pasar smartphone didominasi oleh perangkat Android.
Data GFK juga menyebutkan bahwa70 persen dari smartphone yang dijual di indonesia merupakan handset dengan harga di bawah 2 juta Rupiah. "Indonesia tergolong emerging market dimana harga sangat menentukan," kata Shannedy.
Meski demikian, Shannedy mengatakan pasar Indonesia menuntut pengalaman pengguna yang tinggi, dimana data menunjukkan 45 persen smartphone mengusung layar 4 hingga 5 inci. "Tren kedepan konsumen lebih mengarah ke layar yang lebih besar, dulu 3 sampai 4 inci, sekarang 4 sampai 5 inci," kata dia.
Menariknya, berdasarkan data GFK, 23 persen smartphone yang terjual di Indonesia merupakan handset yang diproduksi oleh produsen teknologi asal Tiongkok.
"Brand-brand dari China memang diminati oleh masyarakat di Indonesia karena harganya yang murah," ujar Shannedy.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015