Jakarta (ANTARA News) - Penobatan putera mahkota Kadipaten Pakualaman, Kanjeng Bendara Pangeran Harya Prabu Suryodilogo, sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam X, digelar Kamis Legi 7 Januari 2016/26 Mulud 1949, di Kagungan Dalem Bangsal Sewotomo, Kadipaten Pakualaman.
"Proses jumenengan (penobatan) Dalem PA X akan dilaksanakan Kamis Legi 7 Januari 2016/26 Mulud 1949 dimulai pukul 08.30 WIB," kata Bupati Sepuh, KRMT Roy Suryo Notodiprojo, di Jakarta, Kamis.
Paku Alam IX wafat pada 21 November 2015 silam. Mas Bimo lahir di Yogyakarta pada 15 Desember 1962. Sementara penggantinya KBPH Prabu Suryodilogo atau akrab disapa Mas Bimo adalah putera sulung dari KGPAA.
Mas Bimo lahir di Yogyakarta pada 15 Desember 1962. Sehari-hari Mas Bimo bekerja sebagai Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pria yang menyukai otomotif ini beristrikan BRAy Atika Suryodilogodan dikarunai dua putera, yakni BRMH Suryo Sri Bimantaradan BRMH Bismo Srenggoro Kuntonugroho
"Kerabat Kadipaten Pakualaman saat ini mempersiapkan segala sesuatunya yang terkait acara Jumeneng DalemPA X," kata Roy Suryo.
Ketua umum kepanitiaan dijabat oleh KPH Tjondrokusumo dilanjut ketua bidang adat KPH Indrokusumo, ketua bidang kesekretariatan KMT A Tirtodiningrat, ketua bidang operasional KRMT Indro Kimpling Suseno, ketua bidang kirab Raden Wedono Hasto Prakosadan ketua bidang penerbitan buku Mas Weda Dipo Utomo.
Tahapan Jumeneng Dalemdimulai dari saat KBPH Prabu Suryodilogo mengenakan busana kebesaran Adipati Paku Alam di gedung Maerakaca.
"Selanjutnya beliau akan sumenedi pendapa Sewarengga," katanya.
Proses berikut dia berjalan melalui Witana, yakni teras dari pendapa Sewarengga menuju Dalem AgengPrabasuyasa. Di sana dia mengenakan kelengkapan karset (kalung) dan cincin kagungan dalem.
Kemudian berjalan menuju Bangsal Sewatama didahului kerabat dalem yang membawa tombak Kanjeng Kyai Buyut dan Kanjeng Kyai Paku Baru. Keduanya pusaka utama Kadipaten Pakualaman yang diturunkan mulai dari Paku Alam I.
Setelah itu dia duduk di kagungan dalem Bangsal Sewatama untuk menerima penyematan bintang atau bros kebesaran Adipati serta mengenakan keris pusaka Kanjeng Kyai Buntit.
Penyematan bintang atau bros kebesaran serta keris Kyai Buntit adalah simbol resmi pelantikan sebagai Adipati Paku Alam yang bertahta dan berhak menyandang gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X.
Setelah proses penyematan usai KGPAA Paku Alam X menyampaikan pidato paneteging karsa. Dalam kesempatan ini KGPAA Paku Alam akan menegaskan visi-misi Kadipaten Pakualaman yang disarikan sebagai pengemban kebudayaan.
Usai pidato paneteging karsa disusul pembacaan undang atau pemberian gelar kepada permaisuri dan rayi-rayi dalem. Rangkaian Jumeneng Dalem PA X akan ditutup dengan penampilan beksan Bedhaya Panji Angrana Kung. Tarian ini merupakan yasan dalemPaku Alam ll.
Dalam daftar undangan yang disusun, panitia berencana mengundang petinggi negara mulai dari presiden, sejumlah menteri, ketua parlemen pusat dan daerah, kepala daerah, petinggi TNI/Polri, rohaniwan, akademisi, tokoh masyarakat dan lain sebagainya.
Turut diundang adalah kerabat dari Kasultanan Ngayogyakarta, Kasunanan Surakarta, Kadipaten Mangkunegaran, Kraton Cirebon, serta Kasultanan Gowa dari Sulawesi Selatan.
Siang harinya pada pukul 14.00 WIB akan digelar Kirab Ageng Jumeneng Dalem Paku Alam X mengelilingi Pakualaman.
Rutenya Kadipaten Pakualaman-Sultan Agung-Gajah Mada-Bausasran-Gayam-Cendana-Kusumanegara-Sultan Agung dan berakhir kembali di Kadipaten Pakualaman.
KGPAA Paku Alam X akan menaiki kereta Kyai Manik Kumala diiringi kerabat dan sentana dalem menaiki kereta ampilan dalem dari Kasultanan Yogyakarta, kereta Kyai Rara Kumenyar, Kyai Brajanala, dan Kyai Manik Braja.
Rangkaian ini akan dikawal bregada prajurit Lombok Abang Plangkir serta pasukan berkuda. Proses kirab sebagai bentuk perkenalan adipati baru kepada masyarakat.
Oleh Jaka Suryo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015