Peneliti Riederike Range dari Messerli Research Institute melakukan studi tersebut meski pada akhirnya masih mempertanyakan apakah anjing hanya bereaksi terhadap komunikasi dari manusia dan bersikap "patuh" atau mereka benar-benar menunjukkan perilaku pro-sosial.
"Anjing dan kerabat dekat mereka, serigala, menunjukkan perilaku sosial dan kooperatif, jadi ada landasan untuk mengasumsikan bahwa binatang-binatang ini juga berperilaku prososial terhadap individu sejenis. Selain itu, mereka sudah ribuan tahun dijinakkan dan dipilih karena bakat-bakat sosial yang spesial," kata Range, yang merupakan direktur studi tersebut.
Untuk alasan itulah, Range dan koleganya Mylene Quervel-Chaumette, Rachel Dale dan Sarah Marshall-Pescini mempelajari 16 anjing untuk mengetes kesiapan mereka untuk bermanfaat bagi sesamanya yang kenal maupun tidak kenal.
Para peneliti mempelajari perilaku prososial anjing dengan menyediakan nampan kosong dan nampan makanan kepada anjing pertama yang akan memilih nampan itu untuk diberikan pada anjing kedua.
Dengan mulut, anjing pertama bisa memilih mengambil nampan kosong atau nampan yang berisi makanan untuk rekan mereka. Anjing ternyata lebih banyak memilih untuk mengambil nampan makanan untuk anjing yang mereka kenal.
"Anjing benar-benar berperilaku prososial tergadap anjing lain. Perilaku prososial kurang ditemukan pada anjing yang mereka tak kenal," kata Range.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015