Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin pagi, tidak berubah seperti akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.046/9.050 per dolar, karena aktifitas pasar masih belum ramai. Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, di Jakarta, Senin, mengatakan kegiatan perdagangan valas di pasar domestik agak lesu, karena pelaku pasar masih menyambut liburan Tahun Baru Cina (Imlek). Liburan Tahun Baru Cina mengakibatkan para pedagang besar masih belum memasuki pasar, hanya sebagian kecil saja pelaku pasar yang sudah masuk pasar, katanya. Menurut dia, rupiah berpeluang untuk menguat, melihat di pasar regional yen menguat terhadap dolar AS, setelah indikator ekonomi AS menunjukkan pelemahan. Data Perumahan AS menurun, sehingga memicu pelaku asing melepas dolar AS dan membeli yen yang naik menjadi 119,35 dari sebelumnya 119,45, katanya. Rupiah juga akan mendapat dukungan lain, lanjut Noel Chandra, dari rencana bank sentral Jepang (Boj) yang akan menaikkan tingkat suku bunganya menjadi 0,5 persen dari sebelumnya 0,25 persen. Kenaikan suku bunga Jepang itu juga akan memicu yen kembali menguat yang memicu rupiah juga terdorong untuk naik lebih jauh, katanya. Selain itu, juga Bank Sentral AS (The Fed) menurut rencana akan menurunkan suku bunganya, setelah defisit transaksi berjalan AS membengkak. Semua isu tersebut cenderung mendukung pergerakan rupiah menguat lagi, namun kecenderungan kenaikan rupiah itu masih tergantung oleh kebijakan bank sentral apakah akan terus melakukan intervensi pasar, tuturnya. "Kami optimis rupiah akan bisa mendekati level Rp9.000 per dolar AS, asalkan Bank Indonesia (BI) mengendorkan intervensi pasar," katanya. Ia mengemukakan peluang rupiah untuk menguat pada sore nanti cukup besar, apabila aktifitas pasar bergairah, setelah pada sesi pagi cenderung lesu. "Kami melihat potensi pasar yang cukup besar untuk mendorong rupiah pada sore nanti sangat tingi apabila aktifitas perdagangan berjalan dengan ramai," ucapnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007