Jakarta (ANTARA News) - Artis dan presenter Rieke Diah Pitaloka mengaku pertama kali mengenal dan mengetahui feminisme, termasuk kesetaraan gender, melalui buku-buku karya Pramudya Ananta Toer yang dibacanya. "Perkenalan saya dengan feminisme adalah dari karya-karya Pram yang sebagian besar menceritakan tentang relasi gender dengan kekuasaan," kata pemeran tokoh Oneng dalam sinetron komedi Bajaj Bajuri itu di Jakarta, Senin. Rieke yang mengenakan kaos hitam bertuliskan Pramis itu mengatakan, inti karya-karya Pramudya yang menyangkut perempuan diakui atau tidak selalu memperjuangkan kesetaraan gender. Sambil menenteng buku-buku tebal karya Pram, Rieke menyontohkan salah satu buku Pram yang sangat menginspirasinya, yaitu berjudul Mereka yang Dilumpuhkan. "Di dalamnya ada dialog seperti ini: `Tidak usah khawatir perempuan dan lelaki itu sama saja, menginjak di bumi yang sama, yang berbeda hanyalah jenis kelaminnya saja`. Begitu kira-kira," kata Rieke dengan memperdengarkan suara tawa khas Oneng. Menurut perempuan semampai itu, karya-karya Pram hampir selalu menggambarkan proses perlawanan perempuan tertindas yang ternyata bisa mengeluarkan energi dan semangat luar biasa. Dengan diplomatis Rieke menjelaskan bahwa karya-karya Pram yang bersifat "mimesis" itu selalu menyuguhkan permasalahan yang nyata terjadi dan ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat agar semua pihak bisa menyarikan solusinya bersama-sama. Ia mengatakan, yang lebih menarik lagi, Pram dalam menyajikannya tidak menggurui pembaca tapi membiarkan pembacanya memilih tokoh mana yang disukai. "Yang saya suka, meskipun rata-rata tokoh perempuan dalam buku-buku Pram itu `kalah` tapi Pram bisa membuat mereka kalah dengan terhormat artinya mereka telah melawan," kata Rieke bersemangat.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007