Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo mengatakan, masyarakat belum siap menghadapi pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai pada awal tahun 2016.

"Kondisi ekonomi dan masyarakat kita belum siap menghadapi persaingan yang semakin terbuka dengan negara-negara tetangga," ujar Hary, di Jakarta, Rabu.

Pria yang akrab disapa HT itu menjelaskan persaingan bukan hanya soal tenaga kerja saja, melainkan juga industri barang dan jasa.

Ia menilai perlu ada kajian ulang untuk membatasi MEA agar jangan sampai membuat ekonomi masyarakat saat ini justru semakin terpuruk.

"Saya pikir pemerintah perlu mengkaji. Hal-hal yang menyangkut masyarakat yang belum siap ini supaya dinegosiasikan ulang. Jangan mereka diadu di pasar bebas, nanti malah mereka terpuruk," tambah dia.

Hary menjelaskan, pemerintah perlu mengkaji tentang perlunya pembatasan dan dilakukannya pembinaan yang berkesinambungan agar masyarakat terutama kelompok pengusaha kecil dan menengah bisa lebih dulu berkembang dan nantinya bersaing secara sehat.

Situasi ekonomi yang saat ini belum kondusif, menurut dia, justru bisa menjadi bumerang yang semakin memperburuk keadaan.

"Apalagi kondisi ekonomi kita lagi seperti ini. Kita sudah lihat ekspor kita ini dibandingkan tahun lalu turun hingga 17 persen, kalau dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa produksi nasional juga turun. PHK sudah mulai kelihatan makin banyak, artinya ekonomi kita tidak lebih baik," ungkap dia.

MEA memungkinkan suatu negara menjual barang maupun jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.

MEA juga membuka pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya untuk bekerja di sejumlah negara ASEAN.

(I025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015