Informasi yang dihimpun Antara di RSUD dr.M. Haulussy Ambon, Rabu, menyebutkan, dokter muda itu meninggal setelah dirujuk dari RSUD Cenderawasih, Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru pada 15 Desember 2015.
Sebelum dirujuk ke Ambon dia sempat menjalani perawatan di RSUD Cenderawasih, Dobo, selama empat hari.
Almarhum meninggal setelah sempat koma, menyusul penanganan intensif sejak tiba di Unit Gawat Darurat (UGD) dr.M. Haulussy berlokasi di kelurahan Kudamati, kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.
Saat dirujuk dari RSUD Cenderawasih, almarhum sempat koma beberapa kali akibat terserang demam dan dehidrasi.
Sayangnya, pada Selasa (15/12) malam, kondisinya terus memburuk hingga akhirnya tidak bisa tertolong lagi.
Dengan meninggalnya dokter Nanda, berarti sudah dua dokter muda yang menjalani program internship di Dobo, Aru meninggal dalam tugas.
Sebelumnya, dokter Donisius Giri Samudra (Andra) juga meninggal dunia karena sakit pada 11 November 2015.
Hanya bedanya, dokter Nanda sempat dievakuasi ke RSUD Ambon, sedangkan dokter Andra tidak bisa dievakuasi karena keterbatasan transportasi udara.
Para dokter program internship yang bertugas di daerah terpencil dengan pesangon (bantuan hidup dasar) sebesar Rp 2,5 juta / bulan sebelum dipotong pajak.
Mereka harus membayar sendiri sejumlah uang untuk turut serta dalam program BPJS kesehatan.
Kepala Opini Publik Kemenkes, Anjari Umarjianto, mengemukakan, keluarganya akan mendapatkan piagam dan santunan sebesar enam kali gajinya yakni sekitar Rp 15 juta.
Penjabat Bupati Kepulauan Aru, Angelius Renjaan dan Kadis Kesehatan setempat, dr. Nita Uniplaitta belum sempat dikonfirmasi karena saat dihubungi dari Ambon telpon genggam (HP) tidak aktif.
Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015