Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta kejadian pada ASEAN Paragames 2015 di Singapura tidak terulang sehingga tidak akan berpengaruh pada prestasi atlet di kejuaraan khusus kaum difabel yang levelnya lebih tinggi.
"Saya kira tidak boleh terulang lagi terkait handbook (aturan pertandingan dan proses kualifkasi) dan lainnya. Komunikasi antara NPC dan IPC tolong dijadikan perhatian," kata Menpora Imam Nahrawi dalam keterangan tertulis yang diterima media di Jakarta, Selasa.
Pada ASEAN Paragames 2015 kontingen Indonesia gagal mempertahankan predikat juara. Ada beberapa hal yang mengakibatkan lepasnya predikat tersebut yaitu tidak diikutinya semua cabang olahraga yang dipertandingkan serta berubanya regulasi pada proses kualifikasi.
Kontingen Indonesia pada kejuaraan dua tahunan ini hanya berada diposisi dua di bawah Thailand dengan total medali 81 medali emas, 74 perak dan 63 perunggu. Jumlah ini meleset dari yang ditetapkan yaitu sekitar 103 medali emas.
"Yang jelas kami sangat mengapresiasi perjuangan para atlet bahkan beberapa diantaranya mampu memecahkan rekor ASEAN dan Asia," katanya menambahkan.
Demi memaksimalkan prestasi atlet, pria asal Bangkalan Madura itu mengisyaratkan akan menghidupkan kembali pusat pelatihan dan pembinaan Hambalang. Selain itu Menpora meminta adanya terobosan baru lewat Sekolah Khusus Olahraga (SKO) maupun PPLP.
Sementara itu ketua kontingen Indonesia Faisal Abdullah dalam laporannya ke pemerintah bahkan lepasnya predikat juara umum memang karena danya perubahan regulasi. Bahkan kejuaraan ini, Singapura telah menerapkan standart yang direkomendasikan oleh IPC.
"Selain itu ada 10 atlet renang yang tidak lolos kualifikasi karena tidak terdeteksi sejak kapan menderita tuna grahita. Handbook yang ada hanya diberikan secara online, makanya atlet diskualifikasi," katanya.
Pria yang juga Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora itu menegaskan, ke depan cabang olahraga Sailing dapat diikuti kontingen Indonesia karena cabang ini merupakan cabang yang dipertandingkan di paralimpiade.
"Kami dan seluruh tim dan kontingen meminta maaf karena tidak bisa mempertahankan juara umum pada ASEAN Paragames 2015 di Singapura, karena beberapa faktor yang tidak terduga semoga semua ada hikmahnya," katanya menjelaskan.
Terkait dengan bonus, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Djoko Pekik Irianto mengatakan khusus jumlah bonus akan dicoba diformulasikan sesuai dengan araha menpora yaitu setara dengan bonus atlet SEA Games.
"Waktu pemberian bonus ini semula kita berharap pada akhir tahun ini tetapi mekanisme anggaran yang tidak memungkinkan mencairkan anggaran di akhir tahun maka akan kita upayakan awal tahun 2016 kemungkinan di bulan Februari," katanya.
Pewarta: Bayu Kucahyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015