Jakarta (ANTARA News) - Pemakaian kawat gigi yang tidak sesuai prosedur bisa menimbulkan sejumlah masalah, mulai dari akar gigi yang keluar dari gusi hingga mulut yang tidak bisa menutup rapat, menurut spesialis ortodonti, drg Dwi Anie Lestari, Sp.Ort.
"Kalau tidak tepat, akar gigi bisa saja keluar dari gusi, terjadi gangguan pada jaringan penyangga gigi atau gusi seperti peradangan gusi yang ditandai pembesaran gusi, serta gusi mudah berdarah," kata dia di Jakarta, Senin.
Menurut dia, fungsi kawat gigi pada dasarnya untuk memperbaiki susunan gigi dan estetika wajah. Penggunaannya pun didasarkan pada sejumlah aspek, antara lain maloklusi--suatu keadaan di mana deretan gigi atas dan bawah tidak bertemu atau tidak dalam keadaan baik.
"Maloklusi misalnya seperti gigi berantakan, gigi cameh, gigi renggang, gigi tonggos, gigi gingsul yang sering dianggap pemanis (wajah), padahal itu maloklusi," kata dia.
Setelah dokter (spesialis ortodonti) menyatakan seseorang memang mengalami maloklusi, maka penyusunan rencana perawatan menggunakan kawat gigi bisa dilakukan.
Sebelumnya, pasien perlu paham kewajibannya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, di antaranya dengan menggosok gigi secara benar dan mematuhi aturan yang ada, demi menghindari risiko tak diinginkan.
"Gigi bisa saja berlubang karena tidak dibersihkan secara maksimal. Biasanya pasien sadar setelah alat (kawat gigi) dibuka," tutur Dwi.
Dia menyarankan para pengguna kawat gigi menggunakan sikat gigi khusus yang jenisnya beragam, kemudian tingkatkan frekuensi menyikat, minimal dua kali sehari serta gunakanlah pasta gigi dan obat kumur bila perlu. Perawatan kawat gigi umumnya memakan waktu sekitar dua tahun.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015