"Beliau tokoh kita semua. Senior dan guru saya dalam dunia politik, beliau betul-betul tokoh nasional politik di mana saya tidak mau menyebut beliau sebagai dukun politik tetapi sebagai tokoh politik nasional," kata Agung setelah melayat di rumah duka di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Senin.
Menurut Agung, Suhardiman mempunyai ideologi kebangsaan yang jelas dan kuat serta membangun negeri dengan tulus guna mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan.
"Itu selalu beliau terapkan di NKRI. Beliau orang yang menjunjung tinggi kemajemukan tetapi memperkokoh persatuan," ucap Agung.
Selain itu, kata Agung, Suhardiman juga menginginkan adanya pemimpin yang bersih baik itu di pemerintahan maupun di partai.
"Beliau ingin agar partai tidak dipimpin oleh orang-orang yang berbasiskan kepada kepentingan sendiri tetapi harus berkepentingan kepada bangsa," tuturnya.
Suhardiman adalah tokoh penting di balik berdirinya SOKSI yakni sebuah organisasi yang pada masanya menjadi salah satu organisasi pendiri Golongan Karya, untuk mengimbangi kekuatan komunis yang berkembang di Tanah Air.
Suhardiman tutup usia, pada Minggu (13/12) malam di kediamannya di daerah Cipete, Fatmawati, Jakarta Selatan.
Di tengah perseteruan dua kubu di dalam Partai Golkar, Suhardiman merupakan salah satu tokoh yang kerap dimintai dukungan politiknya oleh sejumlah kader partai beringin.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015