Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada Senin dibuka melemah 32,62 poin atau 0,74 persen dari posisi terakhir pekan lalu menjadi 4.360,89.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 9,03 poin (1,20 persen) menjadi 742,60.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan pergerakan IHSG BEI kembali mengalami tekanan menjelang agenda rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) Amerika Serikat 15-16 Desember.
"Keputusan The Fed menaikkan tingkat suku bunganya menyebabkan kurs rupiah melemah sehingga membuat investor melakukan aksi lepas saham," katanya.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan bagi Indonesia, hasil FOMC sangat penting sebagai panduan kebijakan BI Rate yang akan diputuskan nanti.
"Menjelang FOMC, guncangan-guncangan di pasar saham diperkirakan masih akan terjadi. Akan tetapi, kami masih memandang bahwa kepastian kenaikan suku bunga The Fed bakal memberikan sentimen positif bagi pergerakan bursa global, termasuk IHSG BEI, selanjutnya," katanya.
William mengatakan rupiah melemah seiring dengan tingginya permintaan dolar AS menyusul banyaknya investor yang berpaling untuk berinvestasi di Amerika Serikat.
"Pelemahan rupiah yang berkepanjangan memicu aliran dana keluar," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak dunia yang masih rendah juga menambah sentimen negatif bagi pergerakan IHSG.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17 Desember mendatang diharapkan memberikan kebijakan moneter yang menenangkan pasar.
Di tingkat regional, indeks Hang Seng turun 350,93 poin (1,63 persen) menjadi 21.113,12; indeks Nikkei turun 495,76 poin (2,58 persen) ke level 18.734,72; dan Straits Times melemah 32,05 poin (1,12 persen) ke posisi 2.802,08.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015