Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, pekan depan, diperkirakan masih tetap di atas Rp9.000/dolar AS, meski kondisi pasar eksternal cukup kuat mendukung rupiah berada di bawah level tersebut, kata seorang bankir swasta. "Rupiah masih akan berkisar antara Rp9.050 hingga Rp9.100 per dolar AS, karena besarnya peran Bank Indonesia di pasar uang," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta akhir pekan ini. Ia mengatakan rupiah yang terus menguat hingga di posisi Rp9.041 per dolar AS didukung oleh laporan positif data ekonomi Jepang dan melemahnya indikator ekonomi AS, sehingga pelaku asing memburu yen dan melepas dolar AS. Pertumbuhan ekonomi Jepang pada periode Oktober sampai Desember 2006 meningkat mencapai 4,8 persen dibanding periode sebelumnya yang hanya 3,8 persen, sementara itu ekonomi AS terpukul dengan makin membengkak defisit transaksi berjalan AS, katanya. Kondisi ini, lanjut Kostaman, mengakibatkan yen menguat hingga di bawah level 120 yen menjadi 119,30 per dolar AS yang memicu rupiah di pasar domestik menguat hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS. Namun rupiah terlihat sulit untuk bisa mencapai di bawah level Rp9.000 per dolar AS, karena Bank Indonesia (BI) lagi-lagi melakukan intervensi pasar yang menahan kenaikan rupiah lebih lanjut, katanya. Rupiah sebelumnya sempat terpuruk di atas level Rp9.100 per dolar AS, karena pelaku asing aktif membeli dolar AS seiring dengan rencana bank sentral AS (The Fed) yang akan menurunkan tingkat suku bunganya. Para pelaku asing segera mengantisipasi dengan membeli dolar di pasar dunia, sehingga mata uang asing itu naik tajam di atas 122 yen yang menimbulkan kekhawatiran negara-negara Eropa, katanya. Namun, lanjut dia, kekhawatiran itu akhirnya sirna, setelah otoritas Jepang maupun AS menyatakan, bahwa ekonomi Jepang tetap solid tidak usah dikhawatirkan. Bank sentral Jepang (BoJ) sendiri diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunganya menjadi 0,50 dari sebelumnya 0,25 persen untuk memicu pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi Jepang yang semakin solid itu terlihat dengan makin membaiknya yen di pasar regional, tuturnya. Sementara itu bank sentral AS kemungkinan akan menurunkan suku bunga AS sepanjang tahun ini dua kali masing-masing sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen. Ditanya posisi rupiah yang ideal, menurut Kostaman Thayib, berada pada kisaran antara Rp9.100 hingga Rp9.150. Apabila rupiah berada di posisi Rp8.800, kemungkinan bisa terjadi fluktuasi cukup tajam karena banyak spekulan asing yang melakukan pembelian rupiah. "Ini merupakan kebiasaan investor asing jangka pendek, karena mereka memiliki dana cukup besar untuk bermain di pasar uang, " katanya. Pada saat ini, katanya, rupiah cenderung untuk menguat hingga di bawah Rp9.000 per dolar AS, karena itu BI telah mempersiapkan diri masuk pasar untuk menjaga stabilitas rupiah. (*)
Copyright © ANTARA 2007