Makassar (ANTARA News) - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan (Sulsel) mendorong media untuk melindungi kaum rentan terhadap kekerasan dalam penyelenggaraan anugerah KPID Award ke-10 di Makassar, Sabtu.
"Fenomena kekerasan terhadap anak, remaja dan perempuan semakin mengkhawatirkan. Ini seharusnya menyeret media untuk melindungi para golongan lemah tersebut, bukan justru melakukan kekerasan ke dua," kata Ketua Panitia KPID Award Fauziah Erwin.
Fauziah mengatakan pihaknya mendorong lembaga penyiaran untuk membuat karya dengan perspektif yang mendorong perlindungan terhadap anak perempuan dan korbam kekerasan.
Secara total terdapat 92 karya jurnalis TV dam 54 radio yang kemudian donilai oleh lima orang juri yang terdiri atas unsur budayawan, pemerhati kekerasan terhadap anak, dan unsur pemerintah.
"Diharapkan ini jadi pelecut bagi rekan-rekan media untuk membuat karya dari persepektif lain yaitu anak, remaja, dan perempuan," paparnya.
Sementara itu Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi KPID Sulsel yang dinilai mampu mendorong perkembangan media di wilayah ini.
"KPID telah turut berperan dalam mendorong perkembangan media di wilayah ini. Ini terbukti dari semakin banyaknya jumlah media di Sulsel kini, dibandingkan beberapa tahun yang lalu," kata Syahrul pada malam penganugerahan KPID Award ke-sepuluh di Makassar, Sabtu.
Gubernur mengatakan KPID memiliki peran strategis yang kian penting di era globalisasi ini.
Ia menilai KPID merupakan filter bagi arus informasi yang semakin massif sebagai dampak dari kemajuan teknologi informasi.
"Karena saat ini adalah era global, dimana penetrasi nilai budaya masuk secara masif dan tidak bisa dihalangi lagi. KPID harus bisa menjadi filter bagi nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai yang kita anut," papar Syahrul.
Karenanya, gubernur mengatakan, KPID perlu mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Pewarta: Nurhaya J Panga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015