Tunis (ANTARA News) - Tunisia segera mencabut jam malam yang diberlakukan di ibu kota dan kawasan-kawasan sekitarnya setelah pengeboman mematikan pada November yang dilakukan oleh kelompok Negara Islam, kata Kementerian Dalam Negeri pada Sabtu.

Jam malam hingga pukul 5.00 pagi waktu setempat akan berakhir pada tengah malam Sabtu, demikian sebuah pernyataan.

Jam malam telah dipersingkat dari pukul 21.00 waktu setempat pada saat mulai diberlakukan Desember. Para penjaga toko dan pemilik kafe mengeluhkan jam malam itu yang telah merugikan bisnis mereka di sebuah kota berpenduduk lebih satu juta yang biasa sibuk pada malam.

Setelah serangan bunuh diri pada 24 November yang membunuh 12 penjaga kepresidenan, pemerintah juga memberlakukan keadaan darurat di seluruh negara selama 30 hari dan menutup perbatasan dengan Libya, tempat para penyelidik meyakini pengeboman itu direncanakan di sana.

Perbatasan tersebut dibuka kembali pada Kamis malam, tetapi keadaan darurat masih berlaku.

Tunisia, yang menjadi negara asal pergolakan di Arab, telah dilanda kekerasan sejak penggulingan diktator Zine El Abidine Ben Ali pada 2011, dengan serangan-serangan yang diklaim oleh IS tahun ini saja.

Serangan-serangan sebelumnya -- di Museum Bardo Nasional di ibu kota dan sebuah hotel dekat resor Sousesse, di Mediterania -- membunuh seluruhnya 60 orang, satu di antaranya turis asing. Demikian laporan AFP.


(Uu.M016)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015