Sukoharjo (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyatakan tidak mudah merebut hati rakyat pada ajang Pemilu 2009, karena rakyat semakin kritis. "Pada ajang Pemilu 2009 tidak mudah untuk merebut hati rakyat karena rakyat semakin kritis, orang bukan hanya melihat janji-janji tetapi akan melihat kata dan perbuatan," katanya pada rapat akbar dalam rangka HUT ke-34 PDI Perjuangan tingkat Jateng di Sukoharjo, Jateng, Sabtu. Untuk itu, katanya, mulai dari DPP hingga anak ranting partai harus bekerja keras untuk mendapatkan simpati. "Kalau anak ranting tidak bisa jalan, mengapa jadi anak ranting," katanya. Menurut dia, supaya dapat merebut hati rakyat perlu bisa mengalahkan hati nurani sendiri. Ia mengatakan, para kader PDI Perjuangan yang ingin menjadi pemimpin di suatu daerah harus mempunyai nilai jual karena bukan hanya sebagai pemimpin internal partai tetapi mejadi pemimpin yang bisa mengayomi seluruh masyarakat di daerah setempat. Mantan Presiden RI ini mengatakan, DPP akan memberikan rekomendasi kepada calon yang benar-benar pantas dan mempunyai nilai jual. Menurut dia, kemenangan PDI Perjuangan pada Pemilu 1999 jauh berbeda dengan apabila PDIP meraih kemenangan tahun 2009, karena pada waktu itu masyarakat sedang mengalami euforia, proses masuk ke alam demokrasi dan reformasi. "Namun, ketika 2004 pemilihan yang dilakukan secara langsung untuk pertama kali di tanah air, orang yang masih dalam rasa eforia itu tanpa memikirkan bagaimana caranya menata diri sendiri untuk dapat memilih pemimpin nasional yang akan memimpin mereka di masa datang," katanya. Ia berharap, Jateng sebagai suatu tonggak, bukan hanya PDI Perjuangan tetapi juga tonggak dari Pancasila, kebangsaan, dan tonggak dari kesatuan negara RI. Namun, pada Pemilu 2004 PDI Perjuangan tidak bisa mengembalikan Jateng meraih kemenangan kembali seperti waktu pemilu 1999. "Saya sangat prihatin karena Jateng dari seluruh Pulau Jawa, di sinilah nasionalisme berkembang dengan sangat baik," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007