Pada awalnya di empat rumah dilanjutkan di tiga rumah. Sisanya masih dalam proses

Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta baru mampu menyelesaikan pemasangan alat pemanen air hujan di tujuh rumah penduduk dari total target 10 lokasi pada 2015.

"Proses pemasangan dilakukan bertahap. Pada awalnya di empat rumah dilanjutkan di tiga rumah. Sisanya masih dalam proses," kata Kepala Bidang Permukiman dan Saluran Air Limbah Dinas Permukiman dan Prasana Wilayah Kota Yogyakarta Hendra Tantular di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, pemasangan peralatan pemanen hujan tersebut merupakan kerja sama antara Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Peralatan pemanen air hujan tersebut dipasang di daerah bantaran sungai dengan berbagai pertimbangan, di antaranya mengurangi aliran air hujan yang masuk ke sungai.

Di bantaran Sungai Code dan Winongo masing-masing akan dipasang tiga alat dan sisanya dipasang di bantaran Sungai Gajah Wong.

Peralatan pemanen air hujan tersebut akan digunakan untuk menampung air hujan melalui talang air yang ada di rumah penduduk. Air yang tertampung akan diolah dengan sistem tertentu guna menyaring berbagai polutan yang terlarut di dalamnya sebelum dimanfaatkan.

"Ada semacam bola seperti bola pingpong yang dipasang di alat pemanen air hujan sehingga air hujan yang pertama turun bisa dikeluarkan dan digantikan dengan air hujan berikutnya. Air hujan yang pertama kali turun biasanya masih kotor dan tidak sehat," katanya.

Hendra mengatakan, masyarakat akan memperoleh berbagai keuntungan dengan memasang alat pemanen air hujan tersebut selain mengurangi debit air yang masuk ke saluran air hujan atau sungai.

"Air yang luber dari tandon bisa diarahkan masuk ke sumur resapan air hujan. Ini juga bisa mengurangi potensi genangan sekaligus menyimpan air," katanya.

Air yang tersimpan di tempat penampungan juga bisa dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan air bersih sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya tambahan.

Kapasitas total penampugnan air yang dipasang di rumah warga adalah sekitar 2.000 liter yang terdiri atas dua tempat penampungan air.

Hendra menambahkan, peralatan tersebut biasanya digunakan di daerah-daerah yang sulit memperoleh air bersih sehingga masyarakat memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Namun, tidak ada salahnya memasang peralatan ini di Kota Yogyakarta. Masyarakat akan memperoleh pembelajaran bahwa air hujan tidak hanya terbuang begitu saja tetapi bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau saat musim kemarau," katanya.

Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta menganggarkan dana sekitar Rp190 juta untuk pemasangan peralatan pemanen hujan tersebut.

"Harapannya, seluruh alat pemanen air hujan bisa dipasang sebelum akhir tahun," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015