Jakarta (ANTARA News) - Seorang tersangka peledakan bom di Pasar Tentena Poso Aat (28) yang menewaskan 23 orang, mengaku pernah memberondong polisi dengan senjata api jenis M16 hingga menghabiskan hampir tiga magazen puluru. "Satu magazen isi 29 peluru. Isi satu magazen sebenarnya 30 peluru, namun satu peluru tidak diisi agar tidak macet pada tembakan pertama. Saya menembak dengan M16," kata Aat di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu. Kendati menghabiskan hampir tiga magazen (sekitar 80 peluru) namun tidak satu pun yang melukasi anggota polisi yang menggerebeg Kelurahan Gebangrejo, Poso saat ia selama ini bersembunyi, 22 Januari 2007 . "Saya arahkan tembakan ke (mobil, red) Barrachuda sebab saat itu saya tidak tahu mana polisinya. Saya hanya melihat Barrachuda," kata Aat. Barrachuda adalah kendaraan berat milik Brimob yang anti peluru. Mobil ini biasa dipakai sebagai tempat berlindung polisi yang sedang menghadapi sekelompok kriminal bersenjatakan api. Namun, Aat lolos dari penangkapan polisi saat itu. Akan tetapi pada 2 Pebruari 2007 ia menyerahkan diri ke polisi. Aat diduga terlibat dalam peledakan Pasar Tentena, 28 Mei 2005 yang menewaskan 23 orang dan melukasi puluhan lainnya. Dalam kejadian itu, Aat menjadi orang yang menaruh bom di dalam pasar. Dikatakannya, ia mendapatkan senjata api itu pada tanggal 9 Januari 2007 dari Ryan (tewas tertembak 11 Januari 2007) namun asal senjata itu tidak diketahui. "Saya tidak tahu asal senjata itu. Saya dikasih M16, enam magazen isi peluru penuh dan 60 butir peluru cadangan," katanya. Aat mengaku mendapat keahlian menggunakan senjata karena pernah mendapatkan pelatihan militer dari Mahmud (buron). Senjata yang diajarkan adalah jenis M16, SS1, SKS dan Carrabean Selain keahlian membongkar pasang berbagai senjata api, Aat juga dilatih menyergap, meloncat dan berbagai latihan fisik lain. Selain itu, Aat juga terlibat dalam perampokan toko emas di Pasar Tua Palut tahun 2004, peledakan gereja Immanuel Poso, 2004 dan berbagai pencurian kendaraan bermotor. Ia mengaku menyerahkan diri ke polisi setelah menyadari bahwa perbuatannya selama ini salah. Ia mengimbau kawan-kawannya yang belum tertangkap untuk segera menyerahkan diri sebab tidak ada yang perlu ditakutkan selama ditahan polisi. "Anggapan Densus 88 itu ternyata kejam ternyata keliru. Mereka merawat kita dengan baik," katanya. Aat juga meminta maaf kepada masyarakat terutama yang menjadi korban dalam ledakan di Pasar Tentena. "Dari lubuk hati yang paling dalam, saya menyesal dan meminta maaf kepada para korban," kata Aat yang memberikan keterangan kepada wartawan didampingi oleh teman dekatnya, Ridwan yang juga ditangkap polisi.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007