Belum banyak yang memiliki pola pikir bahwa musik itu juga adalah prestasi dan edukasi."Jakarta (ANTARA News) - Karya pianis muda berbakat asal Indonesia, Joey Alexander, masuk menjadi nomine Anugerah Grammy (Grammy Award) ke-58 yang pemenangnya akan diumumkan dan dianugerahi pada 16 Februari 2016.
Selain pengakuan dari dunia atas kemampuan dan kelihaian Joey memainkan musik, komponis dan musisi kawakan Indonesia, Purwacaraka menilai bahwa sekurang-kurangnya ada dua pelajaran penting yang bisa dipetik dari pencapaian pemuda berusia 12 tahun itu.
"Ini memperlihatkan masalah akses dan keberadaan, karena saya pikir banyak juga bangsa-bangsa di dunia punya banyak kemampuan luar biasa tetapi tidak memiliki akses maupun kesempatan untuk tampil di kancah internasional," katanya saat dihubungi ANTARA News dari Jakarta, Kamis.
Ia menimpali, "Itulah hebatnya bahwa Joey ini punya kesempatan dan akses, sehingga karya-karyanya itu bisa sampai ke telinga panitia Grammy dan dinilai."
Keberhasilan Joey membuka akses tersebut, dinilai Purwacaraka, harus menjadi pelajaran penting bagi para pemilik bakat-bakat musik istimewa di Indonesia untuk bisa membangun jalan serupa.
"Langkah Joey bisa sampai di pasar yang saat ini digelutinya itu harus dilihat sebagai pembelajaran bagi para musisi Indonesia juga," katanya.
Pelajaran kedua dari nominasi Joey dalam dua dari lima kategori musik Jazz Anugerah Grammy, menurut Purwacaraka, adalah supaya dapat mengubah cara pandang terhadap musik secara umum di Indonesia.
"Saat ini di Indonesia musik masih dilihat sebagai hiburan yang laku, tetapi berhenti sampai di situ saja. Belum banyak yang memiliki pola pikir bahwa musik itu juga adalah prestasi dan edukasi. Mudah-mudahan dengan pencapaian Joey ini bisa memperlihatkan yang selama ini tidak tampak," katanya.
Ia menambahkan, agar anak-anak yang memiliki minat dan bakat terpendam di dunia musik dapat didampingi oleh orang tua masing-masing, dan bukannya dibelokkan menjadi hal-hal yang aneh
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015