AFP melaporkan, indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo jatuh 1,32 persen atau 254,52 poin menjadi 19.046,55 pada penutupan, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama berakhir turun 0,98 persen atau 15,23 poin pada 1.540,35.
Kerugian tersebut menyusul aksi jual di Wall Street, di mana semua tiga indeks utama berakhir di posisi merah.
"Minyak masih terlalu rendah pada (tingkat) harga ini dan kekhawatiran bahwa ini akan menjadi status quo membuat investor menghindari risiko," Mitsushige Akino, pejabat eksekutif di Ichiyoshi Asset Management, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Dengan penguatan yen, eksportir dan produsen cenderung bergerak di tengah penghindaran risiko."
Yen yang lebih kuat menekan profitabilitas perusahaan-perusahaan Jepang yang melakukan kegiatan bisnis di luar negeri.
Pada Kamis, dolar naik tipis menjadi 121,64 yen dari 121,40 yen pada Rabu di New York, di mana sebelumnya sempat menyentuh tingkat terendah dalam lebih dari satu bulan. Greenback masih turun jauh dari tingkat di atas 123 yen pada awal pekan ini.
Para pedagang yang gelisah telah berpindah ke yen, yang dipandang sebagai taruhan yang aman pada saat terjadi gejolak dan ketidakpastian.
Yen juga mendapat dorongan setelah revisi angka PDB Jepang lebih baik dari perkiraan minggu ini memperlemah harapan untuk stimulus lebih besar dari bank sentral Jepang (BoJ), yang cenderung menekan mata uang.
Saham Toyota turun 0,69 persen menjadi 7.601 yen, saingan Nissan turun 1,11 persen pada 1,246.5 yen dan Sony turun 0,72 persen menjadi 3.005 yen.
Bridgestone merosot 1,75 persen menjadi 4.257 yen setelah jaringan jasa otomotif AS Pep Boys pada Rabu berbalik arah tentang kesepakatan merger 835 juta dolar AS dengan produsen ban Jepang itu -- dan mengatakan pengambilalihan saingan yang ditawarkan oleh investor kelas atas Carl Icahn merupakan kesepakatan yang lebih baik.
Bridgestone sampai Jumat mempermanis penawarannya.
Melawan tren, Toshiba naik 0,70 persen menjadi 299,3 yen, setelah sebuah laporan mengatakan perusahaan sedang mempertimbangkan keluar dari produksi televisi sebagai bagian dari rencana perubahan arah lebih besar.
Laporan rencana itu muncul setelah Toshiba mengatakan pada Januari bahwa ia telah memutuskan untuk menjual bisnis televisi di Amerika Utara.
(Uu.A026)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015