Sesuai arahan Presiden, yang kalah maupun menang harus `legowo`, ini demokrasi,"
Semarang (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta calon kepala daerah yang kalah dalam pilkada serentak 2015 "legowo" atau menerima kekalahannya dengan ikhlas.
"Sesuai arahan Presiden, yang kalah maupun menang harus legowo, ini demokrasi," ujar Tjahjo seusai mengakhiri peninjauan Pilkada di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Semarang, Rabu.
Dia mengatakan penyelenggaraan Pilkada sudah ada aturannya sendiri. Sehingga selama aturan dijalankan dan tanpa kecurangan, maka para calon harus dapat menerima hasilnya.
Menurut Tjahjo, secara umum hingga Rabu petang, pelaksanaan pilkada serentak dari Sabang sampai Merauke berlangsung kondusif, berkat antisipasi yang dilakukan aparat keamanan beserta penyelenggara dan pengawas pemilu.
Pemerintah, kata dia, berterima kasih kepada KPU dan Bawaslu beserta jajarannya di daerah, kepolisian, TNI serta intelijen pusat dan daerah yang telah bekerja keras melakukan deteksi dini.
"Titik kerawanan dalam pilkada adalah saat penetapan pasangan calon dan penghitungan suara , tapi sejauh ini pilkada berjalan baik dan kondusif," terang dia.
Dia juga mengatakan upaya pemerintah menetapkan 9 Desember 2015 sebagai hari libur nasional, berdampak pada meningkatnya partisipasi pemilih di pilkada.
Di Semarang Tjahjo meninjau TPS 10 Perguruan Taman Siswa Mlatiharjo, Semarang, Jawa Tengah, yang lokasinya terletak di dekat rumahnya semasa kecil serta TPS 7 di Balai RT 02, Lembong Sari, Kecamatan Gajah Mungkur, Semarang.
Politikus PDIP itu juga menyempatkan diri bertemu dua calon walikota Semarang yakni Hendrar Prihadi dan Soemarmo, serta melakukan rapat dengan Bupati Ungaran.
Pilkada Semarang diikuti tiga pasangan calon yakni Soemarmo-Zuber Safawi, Hendrar Prihadi-Hevearita Gunaryanti Rahayu, Sigit Ibnugroho Sarasprono-Agus Sutyoso.
Pewarta: Rangga Pandu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015