Jakarta (ANTARA News) - Kanker usus besar umumnya memiliki sejumlah gejala seperti feces berdarah samar, diare atau malah sembelit selama beberapa hari dan feces berukuran lebih kecil dari biasanya.
"Walau fecesnya berwarna kuning normal, namun saat dilakukan pengujian ada darah samar, yang kerap disangka wasir. Selain itu, feces konsisten berukuran kecil dari biasanya," ujar spesialis penyakit dalam, Prof. DR. dr. Laurentus A. Lesmana di Jakarta, Senin.
Menurut dia, munculnya kanker biasanya dipicu adanya polip atau benjolan di usus besar. Benjolan yang tak kunjung diambil bisa menyumbat saluran dan biasanya menimbulkan penderita susah buang air besar (bab), bab tidak tuntas dan feces secara konsisten lebih kecil dari biasanya.
Lesmana mengatakan, kasus kanker usus besar umumnya terlambat terdeteksi. Kebanyakan penderita baru menyadari kondisinya saat memasuki stadium 3 atau saat kanker sudah mengenai kelenjar. "Kalau belum kena kelenjar bisa dilakukan tindakan operasi. Tetapi kalau sudah kena kelenjar, pasien harus dikemoterapi," kata dia.
Di Indonesia, sekalipun penderita kanker usus besar umumnya berusia di atas 50 tahun ke atas, namun mereka yang berusia lebih muda turut berisiko, terutama yang memiliki riwayat keluarga mengalami kanker serupa.
"Faktor risikonya seperti kurang makan serat, riwayat keluarga pernah mengalami kanker usus, peradangan di usus berkali-kali, kegemukan, kurang minum air putih," tutur Lesmana.
Dia menambahkan, mereka yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker usus besar disarankan melakukan screening di usia lebih muda.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015