Pada Senin ini juga, sidang MKD DPR juga digelar sertutup dengan menu mendengarkan penjelasan Ketua DPR, Setya Novanto.
IHSG BEI ditutup menguat sebesar 12,04 poin atau 0,28 persen menjadi 4.521,39. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 3,74 poin (0,48 persen) menjadi 781,22.
"Naiknya harga minyak sawit mentah dunia hingga 2,6 persen serta paket kebijakan pemerintah jilid VII mengenai pemotongan Pph 21 untuk karyawan padat karya menjadi salah satu pendorong penguatan IHSG BEI," kata Analis Reliance Securities Lanjar Nafi di Jakarta, Senin.
Di sisi lain, lanjut dia, bursa saham di kawasan Eropa yang dibuka meningkat serta bursa saham Asia yang juga bergerak di area positif menambah sentimen positif pada pergerakan IHSG di awal pekan ini (Senin, 7/12).
Ia mengatakan bahwa sentimen yang akan datang selanjutnya juga diproyeksikan positif bagi pasar saham yakni data neraca perdagangan dan komposisi ekspor-impor di Tiongkok, pertumbuhan produk domestik domestik (PDB) Eropa.
Namun, menurut dia, peguatan IHSG BEI dapat tertahan menyusul nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan terhadap dolar AS, serta data cadangan devisa yang diumumkan menurun.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir November 2015 sebesar 100,2 miliar dolar AS, relatif sama dengan posisi akhir Oktober 2015 sebesar 100,7 miliar dolar AS.
"Diperkirakan IHSG masih akan bergerak bervariasi di kisaran 4.495-4.580 poin pada Selasa (8/12)," paparnya.
Sementara itu, tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 223.602 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 2,20 miliar lembar saham senilai Rp2,93 triliun. Efek yang bergerak naik sebanyak 143 saham, turun 134 saham, dan yang bergerak stagnan atau tidak bergerak nilainya sebanyak 88 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 32,67 poin (0,15 persen) menjadi 22.203,22, indeks Nikkei naik 193,67 poin (0,99 persen) ke level 19.698,15, dan Straits Times menguat 21,87 poin (0,76 persen) ke posisi 2.900,92.
IHSG BEI ditutup menguat sebesar 12,04 poin atau 0,28 persen menjadi 4.521,39. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 3,74 poin (0,48 persen) menjadi 781,22.
"Naiknya harga minyak sawit mentah dunia hingga 2,6 persen serta paket kebijakan pemerintah jilid VII mengenai pemotongan Pph 21 untuk karyawan padat karya menjadi salah satu pendorong penguatan IHSG BEI," kata Analis Reliance Securities Lanjar Nafi di Jakarta, Senin.
Di sisi lain, lanjut dia, bursa saham di kawasan Eropa yang dibuka meningkat serta bursa saham Asia yang juga bergerak di area positif menambah sentimen positif pada pergerakan IHSG di awal pekan ini (Senin, 7/12).
Ia mengatakan bahwa sentimen yang akan datang selanjutnya juga diproyeksikan positif bagi pasar saham yakni data neraca perdagangan dan komposisi ekspor-impor di Tiongkok, pertumbuhan produk domestik domestik (PDB) Eropa.
Namun, menurut dia, peguatan IHSG BEI dapat tertahan menyusul nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan terhadap dolar AS, serta data cadangan devisa yang diumumkan menurun.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir November 2015 sebesar 100,2 miliar dolar AS, relatif sama dengan posisi akhir Oktober 2015 sebesar 100,7 miliar dolar AS.
"Diperkirakan IHSG masih akan bergerak bervariasi di kisaran 4.495-4.580 poin pada Selasa (8/12)," paparnya.
Sementara itu, tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 223.602 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 2,20 miliar lembar saham senilai Rp2,93 triliun. Efek yang bergerak naik sebanyak 143 saham, turun 134 saham, dan yang bergerak stagnan atau tidak bergerak nilainya sebanyak 88 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 32,67 poin (0,15 persen) menjadi 22.203,22, indeks Nikkei naik 193,67 poin (0,99 persen) ke level 19.698,15, dan Straits Times menguat 21,87 poin (0,76 persen) ke posisi 2.900,92.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
