Jakarta (ANTARA News) - Tersangka 17 kasus kekerasan di Poso, M Basri (31), meminta maaf kepada masyarakat Poso atas perbuatan selama ini yang membuat masyarakat tidak tenang.
"Saya minta maaf kepada masyarakat Poso baik nasrani maupun muslim karena selama ini saya membuat resah di Poso," kata Basri di gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat.
Basri menyampaikan hal itu didampingi salah satu tersangka kerusuhan lain, Tugiran dan Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Anton Bachrul Alam.
Ia mengajak para tersangka yang kini masih buron (DPO/daftar pencarian orang) untuk menyerahkan diri.
"Saya menghimbau kepada yang di luar sana supaya menyerahkan diri," katanya.
Dikatakannya, isu bahwa polisi dan aparat kejam sama sekali tidak benar bahkan ia mengaku diperlakukan sangat baik oleh polisi saat ditahan selama dua pekan di Mabes Polri.
"Dua minggu di Jakarta sehat-sehat saja. Tidak disangka dan kita bayangkan sebelumnya. Polisi tidak ganas," katanya.
Ia bahkan mengaku dilayani polisi selama di tahanan sampai-sampai ada kesan bahwa polisi itu sengaja melayaninya.
"Kita dilayani dengan baik. Kayaknya (polisi) malah jadi pesuruh kita," kata Basri yang mengenakan kaos coklat muda.
Basri juga mengajak semua pihak untuk membangun Poso dan melupakan masa lalu agar warga bisa ke pasar dengan tenang dan berkebun, tidak was-was lagi.
Ia mengaku pasrah dengan hukuman yang akan diterima di pengadilan nanti kendati ancaman hukuman mati sudah menunggunya.
"Kalau itu (hukuman mati) kan takdir Allah," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007